Ribuan mil jauhnya jarak diriku dengannya. Entah kenapa akhir-akhir ini rasanya ingin bertemu dengannya, mendengar apa yang dilakukannya disana, apa saja yang ia lihat disana, apa yang ia dapatkan, seperti apa rasanya disana, dan masih banyak pertanyaan lain yang ingin kuucapkan saat bertemu kembali dengannya. Namun, purnama baru berjalan delapan kali masih tersisa waktu yang panjang bagiku untuk bertemu dengannya. 365 hari adalah waktu yang tidak singkat dimana aku tak bertemu dengannya, aku tak menemukannya di gedung kuliah karena tak mungkin ia disana saat ini. Aku tak dapat menemukan dirinya menyapaku di perjalanan menuju kampus tercinta, ia juga tidak ada digedung kegiatan mahasiswa, ia tak dapat kutemui dalam lingkup perkuliahan. Andai saja aku dapat memanipulasi mimpi sehingga aku dapat bertemu dengannya setiap malam dan mendengar ceritanya walau hanya dalam mimpi.
Saat ia pergi aku tak tahu, aku baru tahu setelah mendengar dari temannya dan hanya tahu kabarnya melalui jejaring sosial. Pesan singkat yang kukirimkan tak pernah dibalasnya, aku ingin tahu bagaimana kabarnya disana. Pastilah sangat dingin disana, aku berharap ia cepat pulang ke Indonesia. Tidak banyak yang aku minta, hanya ingin bertanya apa yang ia lakukan. Terkadang otakku membuat semacam hologram yang berputar bagai rol film dan memunculkan wajahnya. Waktu-waktu tanpa melihat dirinya telah berlalu selama kurang lebih enam belas minggu. Akhirnya ia menulis kembali di blog miliknya, disana kudapati bahwa ia baru akan kembali Februari nanti bersama pengalaman yang didapatkannya disana. Disuatu kota di Portugal, terpisah jarak bermil-mil jauhnya dari gedung kuliahku. Sedikit kecewa aku coba menghibur diri dengan memberinya semangat. Semoga disana ia mendapatkan berbagai hal yang baik dan banyak pelajaran yang ia dapatkan disana.
Suatu ketika dengan bodohnya diriku menatap ke langit pekat dimalam itu berharap dan berandai mungkin saja ia juga sedang melihat ke langit dan kutemukan diriku dalam kebodohan tingkat tinggi. Aku seperti seorang yang sangat romantis saat itu, percayalah aku bahkan menyanyikan lagu untuk dirinya! Ok I'm look pretty silly then. Jadi kemudian aku kembali kedalam kamarku yang masih berbentuk kapal pecah agar aku tidak meneriakkan namanya atau melakukan hal aneh lain yang mungkin saja terlintas dibenakku saat itu. Beberapa saat lalu sebelum ujian aku dengan tidak sabarnya menantikan agar semester ini cepat berlalu supaya dia kembali ke Indonesia tapi ternyata ia tak kembali semester depan melainkan semester depannya lagi. Yah, anggap saja aku ini bodoh atau konyol tapi memang rasanya ingin bertemu dan mungkin bisa berbicara banyak dengan dirinya.
Ayo semangat!! You'll find something new if you were searching like a child and keep trying just look everything with your curiousity.
Saat ia pergi aku tak tahu, aku baru tahu setelah mendengar dari temannya dan hanya tahu kabarnya melalui jejaring sosial. Pesan singkat yang kukirimkan tak pernah dibalasnya, aku ingin tahu bagaimana kabarnya disana. Pastilah sangat dingin disana, aku berharap ia cepat pulang ke Indonesia. Tidak banyak yang aku minta, hanya ingin bertanya apa yang ia lakukan. Terkadang otakku membuat semacam hologram yang berputar bagai rol film dan memunculkan wajahnya. Waktu-waktu tanpa melihat dirinya telah berlalu selama kurang lebih enam belas minggu. Akhirnya ia menulis kembali di blog miliknya, disana kudapati bahwa ia baru akan kembali Februari nanti bersama pengalaman yang didapatkannya disana. Disuatu kota di Portugal, terpisah jarak bermil-mil jauhnya dari gedung kuliahku. Sedikit kecewa aku coba menghibur diri dengan memberinya semangat. Semoga disana ia mendapatkan berbagai hal yang baik dan banyak pelajaran yang ia dapatkan disana.
Suatu ketika dengan bodohnya diriku menatap ke langit pekat dimalam itu berharap dan berandai mungkin saja ia juga sedang melihat ke langit dan kutemukan diriku dalam kebodohan tingkat tinggi. Aku seperti seorang yang sangat romantis saat itu, percayalah aku bahkan menyanyikan lagu untuk dirinya! Ok I'm look pretty silly then. Jadi kemudian aku kembali kedalam kamarku yang masih berbentuk kapal pecah agar aku tidak meneriakkan namanya atau melakukan hal aneh lain yang mungkin saja terlintas dibenakku saat itu. Beberapa saat lalu sebelum ujian aku dengan tidak sabarnya menantikan agar semester ini cepat berlalu supaya dia kembali ke Indonesia tapi ternyata ia tak kembali semester depan melainkan semester depannya lagi. Yah, anggap saja aku ini bodoh atau konyol tapi memang rasanya ingin bertemu dan mungkin bisa berbicara banyak dengan dirinya.
Ayo semangat!! You'll find something new if you were searching like a child and keep trying just look everything with your curiousity.
Untuk temanku yang saat ini sedang berjuang disebuah negara bernama Portugal.