"... Lelaki itu kemudian mulai melukis, sampai lewat tengah malam, hingga tertidur lelah di lantai studio. Namun ada kelegaan luar biasa yang takkan bisa dikatakannya, melampaui kemampuan rangkum nada atau kata, surat cinta, bahkan rencana sehidup semati. Dalam studio itu, akhirnya ia mengetahui apa yang ia inginkan. Bahagia dengan satu kejujuran. Kemudian berserah dalam ketakberdayaan. Ia bahkan tidur sambil tersenyum."Nada dan puisi datang dan pergi menghampirimu
Tiada yang mampu merengkuh arti dan isi hati
Kadang benda mati yang memenangkan tempat disisimu
Atau hewan kecil yang luput dari pandanganmu
Kuberserah dalam ketakberdayaan
Berbahagia dengan satu impian
Dan satu kejujuranku kuingin jadi cicak didindingmu
Cicak di dindingmu
Hanya suara dan tatapku menemanimu
Dan kumenyadari… tanganku takkan mampu meraihmu
Walau cinta katanya takkan lelah memberi
Kulepas engkau ombak hatiku bercumbu abadi menyegarkanku
Namun biarlah kini ku ingin jadi cicak seperti cicak didindingmu
Melekat menemani membelai dinding jiwamu
...Cicak-cicak…
Dewi Lestari
Recto Verso
Recto Verso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar