Sebuah lagu pengantar tidur mengalun
Bermelodikan angin...
Berdawaikan awan...
Bersemayam dalam matahari yang menyisakan rindu
Rindu kepada bulan yang berputar saling mengejar
Berpaku pada hati yang lelah mencari
Dan tibalah ia disini setelah lelah berlari
Lompat pada sebuah konklusi kecil berpita biru
Seorang anak kecil memanjat tiang kecil yang beruntaian
Kenapa harus berteriak jika menikmatinya?
Kenapa memuji jika ingin memaki?
Dalam kabut sebuah mimpi tertelan
Sebuah titik dimana hitam tak lagi terbaca
Adakah penting untuk berbicara selagi musik mengalun?
Adakah sunyi jika melodi tak saling berbalas?
Sudah puas membisu kah engkau langit?
Sudah matikah segala mimpi yang bertebaran dilaut?
Apa tuaian itu telah gugur sebelum penuai tiba?
Apa mungkin semua itu hanyalah boneka?
Tak perlu berbicara walau sepatah kata
Tak perlu mendengar jika tak ingin
Biarkan... disini membisu
Tak perlu hilangkan kabut
Tak perlu hentikan waktu
Melompat antara kenyataan dan mimpi
Aku berbisik,"Adakah kau mengerti?"
Bermelodikan angin...
Berdawaikan awan...
Bersemayam dalam matahari yang menyisakan rindu
Rindu kepada bulan yang berputar saling mengejar
Berpaku pada hati yang lelah mencari
Dan tibalah ia disini setelah lelah berlari
Lompat pada sebuah konklusi kecil berpita biru
Seorang anak kecil memanjat tiang kecil yang beruntaian
Kenapa harus berteriak jika menikmatinya?
Kenapa memuji jika ingin memaki?
Dalam kabut sebuah mimpi tertelan
Sebuah titik dimana hitam tak lagi terbaca
Adakah penting untuk berbicara selagi musik mengalun?
Adakah sunyi jika melodi tak saling berbalas?
Sudah puas membisu kah engkau langit?
Sudah matikah segala mimpi yang bertebaran dilaut?
Apa tuaian itu telah gugur sebelum penuai tiba?
Apa mungkin semua itu hanyalah boneka?
Tak perlu berbicara walau sepatah kata
Tak perlu mendengar jika tak ingin
Biarkan... disini membisu
Tak perlu hilangkan kabut
Tak perlu hentikan waktu
Melompat antara kenyataan dan mimpi
Aku berbisik,"Adakah kau mengerti?"
...Tidur...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar