Selasa, 14 September 2010

Memaknai Lebaran

Lebaran... Lebaran... Lebaran...

Beberapa hari lalu seluruh umat muslim seluruh dunia merayakan yang namanya Hari raya Lebaran. Hari ini merupakan hari kemenangan setelah berjuang selama 30 hari lamanya melawan nafsu. 30 hari lamanya pula muslimah dan muslimin menyucikan diri dan memberikan sedekah kepada fakir miskin dan anak yatim. Setelah melalui cobaan mulai dari panasnya terik matahari hingga dinginnya es buah dipinggir jalan akhirnya datanglah hari raya tersebut.

Di Indonesia ada sebuah kebiasaan unik yang tidak ditemui di negara lain menjelang hari Besar ini. Mudik. Seperti sudah dikomando para umat muslim kembali ke kampung halamannya. Tidak sedikit yang membawa berbagai barang untuk diberikan kepada keluarga besar di rumah. Ada pula yang membawa anak dan istrinya naik motor. Tentu tindakan ini berbahaya dan sebaiknya tidak dilakukan. Beberapa dari kita sudah memesan tiket mudik dan kembali dari jauh-jauh hari untuk menghindari meningkatnya tarif pos dan pasca lebaran. Rasanya ada yang kurang jika tidak berkumpul dengan keluarga di hari yang besar ini.

Ada pula kebiasaan lain yang sebaiknya tidak dilanjutkan oleh siapa pun. Namanya adalah balas dendam. Alasannya mudah karena pada hari ini adalah saatnya saling memaafkan dan merenungkan apa yang sudah dilakukan dimasa lalu untuk kemudian menjadi bahan refleksi diri. Namun, sadar atau tidak banyak orang yang tetap melaksanakan balas dendam pada hari nan fitri ini. Balas dendam dalam bentuk melahap banyak makanan saat Lebaran. Hal ini sebaiknya tidak dilakukan karena akan menimbulkan shock kepada tubuh yang sudah terbiasa dengan pola makan selama 30 hari sebelumnya. Sama halnya ketika kita memberi makanan yang begitu banyak kepada penderita busung lapar, tubuh mereka akan mengalami shock karena tidak terbiasa memakan banyak makanan yang berakibat pada menurunnya kondisi tubuh.

Ketika tubuh kita yang sudah terbiasa dengan pola makan sederhana ketika bulan puasa dipaksakan untuk banyak makan ketika Lebaran tentu akan menghasilkan efek yang kurang lebih mirip. Apalagi jika kita tilik dari kandungan makanan yang disediakan. Dilaporkan penderita hypertensi dan diabetes kambuh setelah lebaran. Hal ini dikarenakan "pembalasan dendam" yang dilakukan pada hari Lebaran. Makna Lebaran sudah banyak ditampilkan ditelevisi sebagai hari dimana seorang dengan yang lain saling memaafkan tapi nampaknya tidak ada yang memberitahukan untuk melakukan balas dendam terhadap makanan. Jadi, masih mau balas dendam?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar