Jumat, 18 Desember 2009

-KOKORO-

Sebuah robot diciptakan oleh ilmuwan yang kesepian. Dan robot itu pun dikatakan sebagai sebuah "keajaiban" tetapi satu hal yang kurang adalah sesuatu yang tak bisa dibuat hal itu adalah "HATI". Program. Ratusan tahun telah berlalu, tinggallah sang robot sendirian. Robot itu lalu memutuskan untuk membuat harapan.
Aku ingin tahu apa yang dikerjakan oleh sang ilmuwan hingga akhir hidupnya? Untuk membuatkanku sesuatu yang disbut "HATI". Aku menyentuh komputer itu.
Dan kini hal itu mulai bergerak, Sebuah keajaiban yang bergerak dengan cepat.
Kenapa air mata ini tak bisa berhenti?
Kenapa aku gemetaran?
Degub jantungku semakin cepat.
Apakah ini hati yang kuinginkan?



Sebuah robot diciptakan oleh ilmuwan yang kesepian. Dan robot itu pun dikatakan sebagai sebuah "keajaiban" tetapi satu hal yang kurang adalah sesuatu yang tak bisa dibuat hal itu adalah "HATI". Program.
Aku ingin mengajarinya dan berbagi dengannya kesenangan dan kesedihan manusia.
Itulah harapan dari sang ilmuwan.

Dia mengajarinya bernyanyi, tetapi tanpa hati robot itu tidak mampu mengikuti dengan benar. Kesedihan sang ilmuwan terus berlanjut dan waktu terus berlalu. Alunan lagu pun tertinggal dan HATI ini... . Kesepian.
Aku dapat melihat diriku didalam matamu lalu apakah arti kehadiran sosok itu untukmu?
Bagi sang ilmuwan, waktu memiliki batasan. Tetapi saat ini, robot itu belum mengerti apa-apa.
Kenapa kau menangis?

Misterius HATI HATI misterius
Dia mengatakan padaku bagaimana rasanya bahagia.

Misterius HATI HATI misterius
Hal menyedihkan yang kuketahui...

Misterius HATI HATI tak terbatas
Semuanya sangat dalam dan menyakitkan kini aku mulai menyadari alasan kenapa aku dibuat. Tentunya sangat menyakitkan menjadi sendirian. Ya.

Keajaiban yang pertama adalah karena engkau telah tercipta.
Keajaiban yang kedua adalah waktu yang kita habiskan bersama.
Keajaiban yang ketiga... Keajaiban yang ketiga belum terjadi.

A message is... being received... The source is... from the future I can say it reach across few hundred years.

Aku dapat mengatakan kata yang sebenarnya, aku mempersembahkannya untukmu. Terima kasih, karena telah menciptakanku. Terima kasih, untuk setiap hari yang kita habiskan. Terima kasih untuk semua yang telah engkau berikan padaku. Aku akan bernyanyi hingga selamanya.

Pesan ini menembus waktu ratusan tahun. Pesan ini adalah nyanyiandari seorang malaikat di masa depan. Sebuah lagu yang dinyanyikan langsung dari dalam "HATI" yang dimilikinya. Keajaiban yang pertama adalah karena engkau telah tercipta. Keajaiban yang kedua adalah waktu yang kita habiskan bersama. Keajaiban yang ketiga adalah "HATI" yang benar-benar tulus darimu di masa depan. Keajaiban yang keempat tidak dibutuhkan, keajaiban yang keempat aku tidak membutuhkannya.

Hidup sang ilmuwan berakhir. Ia meninggalkan sang robot sebuah kesepian. Dan ia mempercayakan Kunci keajaiban pada sang robot. Namun keajaiban hany berlangsung sesaat, "HATI" terlalu besar untuk sang robot, karena tak mampu menanggung beban tersebut mesin tersebut rusak dan tak pernah bergerak lagi. Walaupun begitu, wajahnya dipenuhi dengan senyuman. Ia tampak seperti malaikat.




Kusari no Shoujo

Sebelum aku mulai membenci segalanya
Berikan padaku cinta sejati

Hari ini tingkat kebencianku menurun sedikit
Luka ku semakin bertambah
Aku tetap mendapatkan luka

Walau aku telah melepaskan semuanya
Teman dan mimpiku
Dengan kebebasan yang telah direnggut
Aku tetap saja hidup
"kenapa..?"

Boneka yang hatinya terikat dengan rantai
Aku adalah hiasanmu yang bersinar
lagi... dan lagi...

Untuk siapakah aku hidup?
Aku masih tak mampu menjawab "untukku"
Sebelum aku mulai membenci segalanya
Berikan padaku cinta yang sebenarnya

Harapanku yang rapuh hilang dalam pasir
Sosok anak kecil yang tersenyum terlihat jauh
Boneka yang terkekang telah memilih jalan hidupnya

Kau adalah pengekangku
Kau selalu mengendalikanku dengan rantai tak terlihat
Jika kisah ini dibuat seperti ini
Aku ingin memberi warna padanya

Seperti berlari ditengah kegelapan malam
Aku ingin mengumpulkan keberanianku

Aku mengejar bayangan orang-orang
Dan seseorang berhenti
Tubuh ini hidup tanpa memiliki pikiran

Berhenti menggodaku dengan kebohongan
Aku tidak akan melakukan yang kau katakan
Hati ini adalah milikku
Tak bisa dibeli dengan uang
Hanya ada satu di dunia
...Ini berharga...

Untuk siapakah aku hidup?
Jawabannya ada didepan mataku
Aku tidak akan memaafkanmu
Jika kau mencoba merebut mimpiku

Sebelum aku mulai membenci segalanya
Bebaskan aku dari rantai ini

Definisi Kebahagiaan

Happiness is when what you think, what you say, and what you do are in harmony.
Mahatma Gandhi

Happiness is that state of consciousness which proceeds from the achievement of one’s values.
Ayn Rand

Happiness is something that you are and it comes from the way you think.
Wayne Dyer

Happiness is essentially a state of going somewhere, wholeheartedly, one-directionally, without regret or reservation.
William H. Sheldon

Happiness is not a reward – it is a consequence.
Robert Ingersoll

Happiness is different from pleasure. Happiness has something to do with struggling and enduring and accomplishing.
George Sheehan

Happiness is the meaning and the purpose of life, the whole aim and end of human existence.
Aristotle

Happiness is not something you experience, it’s something you remember.
Oscar Levant

Happiness is not a station you arrive at, but a manner of traveling.
Margaret Lee Runbeck

Happiness is the spiritual experience of living every minute with love, grace and gratitude.
Denis Waitley


http://www.lifeoptimizer.org/2008/07/03/what-is-happiness-10-definitions-of-happiness/

Ada yang salah padaku

Ada yang salah denganku akhir-akhir ini. Sebuah label bertuliskan "STANDAR" telah mengacaukan pikiranku. Hancur. Sudah lebih dari satu minggu aku memikirkan dan memelototi masalah yang satu ini. Label "STANDAR" ini membuatku merasa tidak nyaman dan membenci diriku sendiri, membuatku serba salah. Selama ini aku berusaha berjalan dijalur tengah lurus yang tidak condong ke arah kiri atau kanan dengan "STANDAR" yang kuciptakan pula tentunya.

Ada yang salah padaku akhir-akhir ini. Ada suara "AKU" yang menyertai setiap tindakan yang kulihat dan kulakukan. Hal ini meresahkanku, aku merasa sombong dan angkuh. "AKU" menatap sekelilingku dan berkata pada diriku sendiri bahwa aku pasti melakukan hal yang baik. Aku tahu ada yang salah padaku. "AKU" merasa dirikulah yang baik dan benar.

Ada yang salah denganku akhir-akhir ini. Aku tak dapat tertawa dengan tulus dan lepas. Senyumku penuh dengan kebohongan dan kepalsuan. Suatu hari seseorang bertanya padaku:

Heri, apakah senyummu itu tulus?
Iya.
Aku tahu itu juga palsu. Beberapa waktu lalu aku tertawa bersama teman sekelasku, bersama teman sebangkuku, bersama teman satu Badan Kegiatan Mahasiswa(BKM) tapi itu semua palsu. Aku tak merasakan kesenangan sama sekali, jika ada yang melihat mataku pasti ia sudah mampu menebaknya dengan benar bahwa aku sedang berbohong.

Ada yang salah denganku akhir-akhir ini. Aku mengatakan hal-hal yang tidak pantas. Aku mengatakan hal-hal yang menjurus pada seksualitas dan aku merasa itu bukan diriku. Aku bingung. Kemudian muncullah pertanyaan dikepalaku:
Heri, sebenarnya siapa yang kau coba bohongi? Siapa yang hendak kau tipu?
Aku yang ada saat ini adalah manusia yang hina. Pembunuh berdarah dingin dengan tatapan yang menghunus tajam ke depan. Pemburu yang haus untuk mencabik mangsanya dengan kebohongan. Aku yang sekarang penuh dengan kekosongan.

Ada yang salah denganku akhir-akhir ini. Setiap hari aku menipu diri dengan mengatakan aku bahagia. Setiap hari aku menenun pikiran jahat dalam benakku. Setiap angin yang berhembus membuatku kesepian. Memang ada yang salah padaku akhir-akhir ini.

Jumat, 04 Desember 2009

Life is Choice

Nada lembut mengalun disamping tidurnya yang lelap. Menghantarkan pikirannya ke alam mimpi dimana ia mampu berlari sejauh mungkin dari kenyataan. Sebuah isyarat tentang hidupnya yang melelahkan dibalik senyuman tegarnya. Setidaknya ada sebuah buku kecil yang selalu menemaninya, mendengarkan semua keluh kesahnya ketika ia menjadi serapuh buluh. Buku kecil inilah media dimana ia mampu membagi hidup dan segala kisah yang dirasakannya. Hanya buku kecil inilah yang menerimanya tanpa protes dan penolakkan. Sebuah note kecil berwarna merah dengan sticker kuning yang menempel dihalaman depan. Kini note itu sedang terlelap digenggamannya, tergeletak dengan lemahnya menanti untuk dibuka.



Aku lelah. Adakah yang mampu menyelamatkanku? Seseorang, itukah dirimu? Aku masih bermimpi dan tak terbangunkan, aku berharap kecil pada bintang jatuh seandainya saja ada seorang yang mampu menyelamatkanku dari kutukan ini aku akan mengikutinya kemana pun. Aku memang pengecut, aku tak ingin seperti ini terus tapi terlalu takut untuk melangkah. Siapa pun tolong lah selamatkan aku.



Ia menggumam di sela tidurnya yang lelap. Membawa ingatannya yang segar akan dunia nyata ke alam mimpi dimana ia mampu mengubahnya tanpa seorang pun tahu. Dirinya berteriak disaat yang bersamaan dengan mulutnya yang terkatup. Dirinya membawa melodi dan nada yang menyakitkan kemana pun dirinya pergi. Seolah berkata kepada semua orang bahwa dirinya telah dikutuk tanpa sebab yang logis. Tapi kini sesuatu telah berubah, dimana ia memiliki sebuah kekuatan untuk bergerak dan melangkah. Sebuah kekuatan untuk menatap lurus ke depan. Dan dengan lantangnya ia berkata,"Aku telah mampu menentukan jalanku sendiri, aku tak perlu orang lain untuk melakukannya. Dan kini aku tahu bahwa aku mampu!" Kini senyumannya telah berubah, tak ada lagi kepalsuan yang ada hanya tatapan bahagia dan keyakinan diri. Dirinya menyadari sesuatu yang telah dipertanyakannya sejak dulu, bahwa ia selalu memiliki pilihan.


Pilihanku adalah untuk menentukan langkahku sendiri.
Pilihanku adalah untuk menentukan siapa yang aku dengar.
Pilihanku adalah ketika aku tahu aku mampu.
Pilihanku adalah bergerak menuju matahari.
Pilihanku adalah untukku sendiri.
Pilihanku adalah realitas dari sejuta ilusi dimataku.
Pilihanku adalah sebuah jalan yang membuatku tiba disini.
Karena kini aku tahu, hidup adalah pilihan.
Pilihan yang bebas untuk hidup dan itulah kebebasan hidupku.

Sabtu, 21 November 2009

Untuk yang Tercinta

Bahagiamu, bahagiaku pasti


Aku tiba dibagian aku jatuh cinta, mencintai seorang yang bahkan tak bisa kusentuh. Orang yang hanya bisa kupandangi tanpa sepatah kata pun terucap dari bibirku yang menampung ribuan curahan hati. Aku tiba dimana aku tengah jatuh cinta, mencintai seorang yang membuat langit selalu terlihat cerah. Seorang yang dengan senyumannya mampu membawaku menikmati setiap detik dari hidupku. Seorang yang akan terus aku kagumi dan kukasihi tanpa adanya balasan yang kutuntut darinya. Dan aku tahu batasan dimana aku berbahagia ketika engkau bahagia. Untuk sebuah senyum yang tergantung manis di bibirmu.

Walau cinta katanya takkan lelah memberi

Sedikit getir ketika melihatnya termangu karenaku, melihatnya bersedih karena apa yang aku lakukan dan tak kulakukan. Aku ingin berkata bahwa aku akan selalu didekatnya. Dan aku dengan kesadaran penuh telah menyadari perasaan ini. Ketika seluruh bunga ditaman bermekaran, ketika bintang dilangit merontokkan diri, ketika hujan membasahi setiap jengkal tubuhku, aku menyadari apa yang aku rasakan dengan kesadaran pikiran yang penuh. Bukan perasaan muluk-muluk yang tercipta hanya untuk sesaat dan menguap seperti kabut di pagi hari. Perasaan ini nyata walau tak terbahasakan, tak perlu menyebut siapakah dia tapi inilah yang aku rasakan ketika dirinya hadir sebuah rasa aman dan nyaman sekaligus cemas yang tak henti. AKan tetapi aku akan tetap menikmati setiap waktu dimana aku dapat memandanginya dan memberi yang aku mampu untuknya karena aku telah berjanji. Karena untuk mencinta tak ada alasan yang logis dan untuk mengasihi tak perlu sebuah alasan. Namun, karena cinta aku akan memberikan yang terbaik yang kubisa.

Ku cukup bahagia berada di sini disisimu, memandangmu, tanpa harus kau tahu

Disetiap nada yang mengalun selalu kubayangkan wajahmu dan berbisik seandainya engkau tahu. Seandainya aku cukup pantas bersama dengan dirimu. Ketika badai datang, ketika senja memanggil, maupun ketika aku tak lagi sama. Ini bukanlah sebuah kata muluk-muluk tapi sebuah janji yang akan selalu kuingat melalui setiap udara yang kuhembuskan. Melalui setiap nada yang kudengar dan puisi yang berucap, aku berjanji.Karena denganmu aku mampu merasakan hangatnya matahari dan indahnya malam. Aku ingin menjadi lautan yang selalu mengantarmu pulang, pantai pasti yang selalu rindu untuk menyambutmu dengan pelukan hangat. Walau pun aku hanya setipis kabut kutahu kau tahu aku di sini, mencoba membuat duniamu bersinar seperti matahari dan indah layaknya bintang.

Rasakanlah isyarat yang mampu kau tangkap tanpa perlu kuucap

Tulisan ini kubuat untuk mereka yang tengah jatuh cinta. Agar mereka mengerti cinta adalah mengenai sebuah komitmen dan keberanian untuk berubah. Bagi mereka yang ingin mencinta dan tak terluka, untuk mereka yang ingin mengerti rasanya mencinta tanpa menuntut, Karena cintalah yang membuatmu berubah. CINTA adalah sebuah ego yang menuntut untuk memberikan sesuatu untuk yang kita cinta tapi cinta itu ternoda ketika "aku" meminta balasan sebagai tuntutan. Biarlah cinta itu mengalir bagai air yang akan menuju hilir. Cintailah tanpa henti dan biarkan ia merasakan cinta yang tak pernah dirasakannya. Cinta tulus tanpa menuntut balasan. Cinta yang memberi karena sebuah dasar afeksi dan kasih sayang yang begitu besar. Untuk mereka yang menerima anugerah untuk mencinta dan dicintai karena ketulusan.


P.S. Karena kita telah dicintai sedemikian rupa

Musim kawin Temen-temen ^^

Puuuuaaaaaahhhh, akhirnya blogging lagi setelah kesibukkan di dunia nyata yang terasa mencekik leher. Rasanya lega bisa melihat aroma musim gugur dari komputer warnet hehehe. Nah sekarang bingung lagi mau nulis apa *PLAK* akhir-akhir ini entah kenapa temen-temen pada sakit mulai dari Nitya yang anemia, Zadok yang kena demam, sampe Nita yang ikut-ikut dibakar dengan suhu tubuh 39 derajat. Untunglah sampai detik ini akulah yang paling sehat hehehe karena sejak awal kalo bukan penyakit yang parah nih bodi nggak akan ambruk (baca:bangga) dan kabar yang lebih menggembirakan datang dari temen-temen yang notabene (Ehm...) Lagi doki-doki sama lawan jenis masing-masing(ih Wow), maklum mereka juga manusia normal dengan kebutuhan yang normal juga. (dasar manusia Mungkin sakitnya mereka juga disebabkan oleh penyakit kronis yang pasti dirasakan sejuta umat yang bernama "CINTA" atau memang lagi musim kawin? Yang pasti mereka lagi Fall in love gitu deh menurut salah satu sumber terpercaya hehehe. Wah musim semi telah tiba.. ^^

By the way, hari ini akan ada acara pergi ke Hotel Kana di Kaliurang untuk menjadi fasilitator dalam suatu training tahunan. Siap nggak yah mengingat tugas-tugas sudah menumpuk layaknya pakaian kotor dikos yang nggak sempet dilaundry karena tugas juga. Mulai dari tugas Perkembangan dewasa lansia, praktikum Observasi wawancara, dan Psikologi Faal. Seharusnya hari ini ada Worshop jurnalistik yang notabene merupakan salah satu syarat menjadi sesosok makhluk bernama "PSIKOMEDIAN" yang akan berlangsung setidaknya sampai besok siang, hari ini juga ada praktikum Faal untuk menggantikan jadwal Praktikum Minggu depan yang terpotong oleh Idul Adha. Susah ya jadi orang sibuk... *menatap langit* O iya ku juga ada rencana memulai cerita baru, ada ide yang nyelip di otak nih tapi masih bingung ngembanginnya. Doakan yah...

Word of the day is... Love is all that I can give to You
Song of the day is... Against all odds

Don't Say You Love Me

I've seen this place a Thousand time
I felt this all before
And every time you call
I've there as thought you might not call at all

I know this face I wearing now
I've seen this in my eyes
And thought it so great, I still afraid
That you be leaving anytime

We've done this once and then You closed the door
Don't let me fall again for nothing more

Don't say you love me unless forever
Don't say you need me if you are not gonna stay
Don't give me this feeling, I'll only believe it
Make it real or take it all away

I've caught myself smiling alone
Just thinking of your voice
And dreaming of your touch, is all too much
You know I don't have any choice

Don't say you love me unless forever
Don't say you need me if you are not gonna stay
Don't give me this feeling, I'll only believe it
Make it real or take it all away

The Corrs
Don't say you love me

Senin, 02 November 2009

Kagum atau..?

Ada seseorang yang belakangan membuatku senang setiap kali memikirkannya. Seorang yang sangat baik, kritis dan lucu. Entah sejak kapan rasanya senang sekali jika menatap wajahnya, mengamati bagaimana ia bertindak tanduk. Kemarin aku memikirkannya dan kudapati senyumku melengkung secara tidak sadar, rasanya senang sekali. Dia adalah seorang wanita sekelasku, entah apa yang dipikirkannya tentangku namun setiap kali aku ingat senyumnya aku juga ingin tersenyum.

Ini perasaan yang aneh. Sungguh. Kemarin waktu aku ingin mewawancara narasumber di perempatan Kentungan aku mengirim sebuah pesan singkat padanya yang menyatakan bahwa aku akan mewawancara seseorang dan aku ingin dia mendoakanku. Dia adalah wanita yang lucu, dibalik tingkahnya yang sering diledek teman-teman ia adalah sosok yang baik, aku suka sekali melihatnya. Entah sejak kapan aku merasa seperti ini tapi kemarin rasanya aku ingin sekali bertemu dengannya seseorang yang ingin aku ajak bicara secara empat mata. Namun, ketika hari ini aku bertemu dengannya aku tak mampu mengajaknya bicara berdua. Hanya aku dan dirinya. Aku berharap hanya mengaguminya tak perlu sampai jatuh cinta padanya karena jika itu terjadi aku takut kecewa lagi terlebih karena adanya perbedaan agama.

Aku tak pernah berpikir dia akan menjadi orang yang spesial buatku, mungkin karena dirinya terlalu baik dan aku mengartikannya salah. Dan diriku yang lain berkata,"Jika dia baik apakah kebaikannya berbeda padaku?" dan aku tahu jawabannya. Aku dan dia hanyalah terikat status satu kelas dan tidak lebih. Andai dia tahu. Tuhan tolong bantu aku membahasakan perasaan ini beri aku kekuatan untuk itu.

Tentang Seseorang

Teruntukmu hatiku inginku bersuara
Merangkai semua tanya imaji yang terlintas
Berjalan pada satu tanya selalu menggangguku
Seseorang itukah dirimu kasih

Kepada yang tercinta inginnya kumengeluh
Semua resah didiri mencari jawab pasti
Akan kah seseorang yang diimpikan akan hadir?
Raut halus menyelimuti jantungku

Cinta hanyalah cinta hidup dan mati untukmu
Mungkinkah semua tanya kau yang jawab?
Dan tentang seseorang itu pula dirimu
Kubersumpah akan mencinta

Akan kah seseorang yang kuimpikan kan hadir?
Raut halus menyelimuti jantungku
Cinta hanyalah cinta hidup dan mati untukmu
Mungkinkah semua tanya kau yang jawab?

Dan tentang seseorang itu pula dirimu
Ku bersumpah akan mencinta
Cinta hanyalah cinta hidup dan mati untukmu
Mungkinkah semua tanya kau yang jawab?
Dan tentang seseorang itu pula dirimu kubersumpah akan mencinta

Daughter of evil


Mukashi mukashi aru tokoro ni
Akugyaku hidou no oukoku no
Chouten ni kunrin suru wa
Yowai juuyon no oujo-sama

Kenran goukana choudohin
Kao no yoku nita meshitsukai
Aiba no namae wa JOSEFIINU
Subete ga subete kanojo no mono

Okane ga tarinaku natta nara
Gumin domo kara shibori tore
Watashi ni sakarau monotachi wa
Shukusei shite shimae

"Saa, hizamazuki nasai! "

Aku no hana karen ni saku
Azayakana irodori de
Mawari no awarena zassou wa
Aa youbun to nari kuchite iku


Boukun oujo ga koi suru wa
Umi no mukou no aoi hito
Dakedomo kare wa ringoku no
Midori no onna ni hitomebore

Shitto ni kurutta oujo-sama
Aru hi daijin wo yobi dashite
Shizukana koe de ii mashita
"Midori no kuni wo horoboshi nasai"

Ikuta no ie ga yakiharaware
Ikuta no inochi ga kiete iku
Kurushimu hitobito no nageki wa
Oujo ni wa todokanai

"Ara, oyatsu no jikan dawa"

Aku no hana karen ni saku
Kuruoshii irodori de
Totemo utsukushii hana nano ni
Aa toge ga oosugite sawarenai


Aku no oujo wo taosubeku
Tsui ni hitobito wa tachi agaru
Ugou no karera wo hiki iru wa
Akaki yoroi no onna kenshi

Tsumori ni tsumotta sono ikari
Kunizentai wo tsutsumi konda
Naganen no ikusa de tsukareta
Heishitachi nado teki de wa nai

Tsui ni oukyuu wa kakomarete
Kashintachi mo nige dashita
Kawaiku karenna oujo-sama
Tsui ni toraerareta

"Kono bureimono!"

Aku no hana karen ni saku
Kanashigena irodori de
Kanojo no tame no rakuen wa
Aa moroku mo hakanaku kuzureteku


Mukashi mukashi aru tokoro ni
Akugyaku hidou no oukoku no
Chouten ni kunrin shiteta
Yowai juuyon no oujo-sama

Shokei no jikan wa gogo san-ji
Kyoukai no kane ga naru jikan
Oujo to yobareta sono hito wa
Hitori rouya de nani wo omou

Tsui ni sono toki wa yatte kite
Owari wo tsugeru kane ga naru
Minshuu nado ni wa memo kurezu
Kanojo wa kouitta

"Ara, oyatsu no jikan dawa"

Aku no hana... karen ni chiru
Azayakana irodori de
Nochi no hitobito wa kou kataru
Aa... kanojo wa masani aku no musume


Vocaloids
-Kagamine Rin-

Servant of Evil

You are my lady
I am your servant.
Destiny divided pitiful twins.
If it's to protect you, I'll become evil for you.


Expectations were expected of the two of us since we were born.
The bell of church blessed us.
For selfish adults' reasons, our future was ripped in two.


Even if all of the world becomes your enemy, I will protect you.
So just be there smiling and laughing.


You are my lady.
I am your servant.
Destiny divided pitiful twins.
If it's to protect you, I'll become evil for you.


When I visited the neighboring country.
I happened to see a green girl walking in the city
With her kind voice and smiling face
I fell in love at first sight.
But if the princess wishes to that girl die.
I will answer that.
I wonder why my tears won't stop...


You are my lady.
I am your servant.
Destiny divided lovely twins.
"Today's snack is brioche"
You laugh , a laugh that was ever so innocent.

Before long, the angry townspeople will probably overthrow us.
Even if we so rightly deserve this,
Despite that, I will still defy them
"Here, I will lend you my clothes."
"Wear this and escape immediately."
"It'll be alright, we are twins , no one will notice."

I am a lady
You are a fugitive.
Destiny divided sad twins.
If you are proclaimed as evil, then I also have the same evil blood running through these veins.

A long time ago, in a certain place
Evil people lived in a kingdom, and there ruling over all at the throne was my very cute sibling.

Even if all of the world becomes your enemy, I will protect you.
You just be somewhere laughing and smiling

You are my lady.
I am your servant.
Destiny divided pitiful twins.
If it's to protect you, I'll become evil for you.

If I could be reborn
At that time, I'd like to play with you again.


Vocaloids

-Kagamine Len-



Kimi wa oujo boku wa meshitsukai
Unmei wakatsu aware na futago
Kimi wo mamoru sono tame naraba
Boku wa aku ni datte natte yaru

Kitai no naka bokura wa umareta
Shukufuku suru wa kyoukai no kane
Otonatachi no katte na tsugou de
Bokura no mirai wa futatsu ni saketa

Tatoe sekai no subete ga
Kimi no teki ni narou tomo
Boku ga kimi wo mamoru kara
Kimi wa soko de waratteite

Kimi wa oujo boku wa meshitsukai
Unmei wakatsu aware na futago
Kimi wo mamoru sono tame naraba
Boku wa aku ni datte natte yaru

Tonari no kuni e dekaketa tokini
Machi de mikaketa midori no ano ko
Sono yasashige na koe to egao ni
Hitome de boku wa koi ni ochimashita

Dakedo oujo ga ano ko no koto
Keshite hoshii to negau nara
Boku wa sore ni kotae you

Doushite? Namida ga tomaranai

Kimi wa oujo boku wa meshitsukai
Unmei wakatsu kuruoshiki futago
"Kyou no oyatsu wa BURIOSSHU dayo"
Kimi wa warau mujaki ni warau

Mousugu kono kuni wa owaru darou
Ikareru kokumintachi no te de
Kore ga mukui dato iu no naraba
Boku wa aete sore ni sakaraou

Hora boku no fuku wo kashite ageru"
"Kore wo kite sugu onige nasai"
"Daijoubu bokura wa futago da yo"
"Kitto darenimo wakaranaisa"

Boku wa oujo kimi wa toubousha
Unmei wakatsu kanashiki futago
Kimi wo aku dato iu no naraba
Boku datte onaji chi ga nagareteru

Mukashi mukashi aru tokoro ni
Akugyaku hidou no oukoku no
Chouten ni kunrin shiteta
Totemo kawaii boku no kyoudai

Tatoe sekai no subete ga
Kimi no teki ni narou tomo
Boku ga kimi wo mamoru kara
Kimi wa dokoka de waratteite

Kimi wa oujo boku wa meshitsukai
Unmei wakatsu aware na futago
Kimi wo mamoru sono tame naraba
Boku wa aku ni datte natte yaru

Moshi mo umare kawareru naraba
Sono toki wa mata asonde ne


Kamis, 29 Oktober 2009

Aku telah jatuh dan...

Dan tibalah ia disini dengan gigi yang gemertakan, pupil matanya membesar dan tubuh yang bergetar. Inilah dia disudut mati antara rimbunnya pepohonan beton yang menjulang seolah menopang langit. Dirinya tak mampu beranjak dari sudut itu seolah kekuatannya telah habis dipakai untuk berlari, kali ini ia benar-benar terpuruk beberapa kali Ibunya memberikan tanda biru disekujur tubuhnya sebagai pelampiasan atas yang dilakukan sang Ayah dahulu ketika Ibunya masih sekolah. Ibunya selalu memaki sang Ayah dihadapannya, beberapa kali pula si anak dikutuki oleh Ibunya sendiri. Satu-satunya alasan ia tetap bertahan adalah karena harapan akan berubahnya sang Ibu menjadi lebih baik ketika kondisi ekonomi yang mencekik hingga leher itu menjadi lebih baik dan setidaknya sebuah senyum simpul dapat singgah dibibir Ibunya.

Tapi kali ini hal itu sudah tak mungkin lagi. Terlalu terlambat baginya untuk melihat senyuman dari sang Ibu, sesaat yang lalu sang Ibu mencoba membenamkan si anak ke bak mandi dirumahnya namun si anak tidak sampai meninggal dan setelah beberapa menit sang Ibu mengusirnya dari rumah. Satu-satunya tempat didunia ini yang mampu dikenalinya. Tempat dimana ia menyimpan semua memorinya selama 12 tahun lamanya. Tempat dimana ia menangis dan tertawa disela-sela krisis ekonomi yang makin mencekik dan mendesak aal sehat sang Ibu. Dirinya sudah tak tahu harus kemana lagi, semua impian dan harapannya hancur lebur karena bertabrakan dengan kenyataan yang mengantam begitu cepat bagai kereta yang melalui rumah kecilnya.

Dan inilah dia di sebuah kota besar dengan raungan yang mengancam setiap hari tak peduli apakah matahari sedang tidur atau terjaga. Makhluk yang lebih mengerikan daripada singa di padang rumput atau buaya di tepian sungai. Kemudian sampailah ia di sebuah pintu yang besar dan sangat mewah. Pintu itu memiliki gerbang yang sangat tinggi dan berwarna kuning keemasan. Pada gerbang itu terpampang tulisan "Lebih mudah unta masuk melalui lubang jarum daripada manusia dengan hartanya masuk kedalam"

Disitulah ia kini, berdiri mematung dihadapan gerbang yang tinggi dan baru pertama kali dilihatnya. Ia tak pernah melihat ada gerbang setinggi itu. Kemudian ia duduk disana berhari-hari lamanya sambil menengadahkan tangan kecilnya ke udara. Setidaknya ia dapat hidup beberapa hari lamanya tetapi rasa haus dan lapar yang tiada henti terus menyiksanya. Kemudian dengan sedikit takut ia mulai menetapkan hatinya dan mengetuk pintu gerbang besar yang ada didekatnya itu, bunyi bel bertaluh-taluh memnyeimbangkan simponi sesuai dengan irama jari si anak. Dari sana sebuah tempat yang ada nan jauh didalam keluarlah sang Tuan Rumah sambil membawa handuk dan makanan seolah Ia telah mengetahui apa yang dibutuhkan si anak. Dan sang anak pun bertanya,"Tuan izinkanlah aku beristirahat didalam aku telah berhari-hari kedinginan disini dan aku tak tahu harus kemana."

Sang Tuan Rumah menjawab," Aku tahu tapi kau tidak pernah mau membunyikan bel yang ada digerbang itu hingga hari ini, tiap harinya kau bersikeras menunjukkan bahwa dirimu mampu bertahan hidup sendirian dengan segala usahamu tapi Aku tahu kau tak bisa karena itu aku meminta beberapa pelayanku untuk memberikanmu roti dan uang untuk bertahan hidup walau Aku tahu itu tak akan cukup dan Aku terus menunggu untuk menyambutmu masuk kedalam Rumahku karena jika Aku yang mengambilmu pastilah kau akan menolak dengan berbagai alasan."

Mathew 7:7 "Ask and it will be given to you; seek and you will find; knock and the door will be opened to you. 8 For everyone who asks receives; he who seeks finds; and to him who knocks, the door will be opened.

Senin, 26 Oktober 2009

Pursuing my true self

We are living our lives
Abound with so much information

Come on, let go of the remote; don’t you know you’re letting all the junk flood in?
I try to stop the flow, double clicking on the go, but it’s no use; hey, I’m being consumed
Loading loading loading, quickly reaching maximum capacity
Warning warning warning, gonna short-circuit my identity (ahhhhh)

Get up on your feet, tear down the walls
Catch a glimpse of the hollow world
Snooping ‘round will get you nowhere
You’re locked up in your mind

We’re all trapped in a maze of relationships
Life goes on with or without you
I swim in the sea of the unconscious
I search for your heart, pursuing my true self


OST P4
Shouji Meguro

Wherever You Will Go

So lately, I've been wonderin
Who will be there to take my place
When I'm gone, you'll need love
To light the shadows on your face
If a great wave should fall
It would fall upon us all
And between the sand and stone
Could you make it on your own

[Chorus:]
If I could, then I would
I'll go wherever you will go
Way up high or down low
I'll go wherever you will go

And maybe, I'll find out
The way to make it back someday
To watch you, to guide you
Through the darkest of your days
If a great wave should fall
It would fall upon us all
Well I hope there's someone out there
Who can bring me back to you

[Chorus]

Runaway with my heart
Runaway with my hope
Runaway with my love

I know now, just quite how
My life and love might still go on
In your heart and your mind
I'll stay with you for all of time

[Chorus]

If I could turn back time
I'll go wherever you will go
If I could make you mine
I'll go wherever you will go

The Calling
OST Smallville

...Dan bermimpi...

Sebuah lagu pengantar tidur mengalun
Bermelodikan angin...
Berdawaikan awan...
Bersemayam dalam matahari yang menyisakan rindu

Rindu kepada bulan yang berputar saling mengejar
Berpaku pada hati yang lelah mencari
Dan tibalah ia disini setelah lelah berlari

Lompat pada sebuah konklusi kecil berpita biru
Seorang anak kecil memanjat tiang kecil yang beruntaian
Kenapa harus berteriak jika menikmatinya?
Kenapa memuji jika ingin memaki?

Dalam kabut sebuah mimpi tertelan
Sebuah titik dimana hitam tak lagi terbaca
Adakah penting untuk berbicara selagi musik mengalun?
Adakah sunyi jika melodi tak saling berbalas?

Sudah puas membisu kah engkau langit?
Sudah matikah segala mimpi yang bertebaran dilaut?
Apa tuaian itu telah gugur sebelum penuai tiba?
Apa mungkin semua itu hanyalah boneka?

Tak perlu berbicara walau sepatah kata
Tak perlu mendengar jika tak ingin
Biarkan... disini membisu
Tak perlu hilangkan kabut
Tak perlu hentikan waktu
Melompat antara kenyataan dan mimpi

Aku berbisik,"Adakah kau mengerti?"

...Tidur...

Bagaiman aku menulis?

Bagaimanakah aku menulis?


Mungkin beberapa orang bertanya dengan perasaan apa aku menulis hingga tulisanku penuh rasa putus asa dan kecewa. Di sebuah rumah kecil berjudul blog inilah kupampang berbagai tulisanku, cerminan dari rasa yang tersirat dan lukisan tentang apa yang mampu ditangkap oleh indera yang aku miliki. Segala yang aku lihat menghampiri untuk sekedar berucap salam pada tulisanku. Segalanya. Ya, seperti tulisan teman-temanku, lagu yang kudengar dan setiap nafas yang berlalu bersamaan dengan karbon monoksida yang keluar dari sanalah duri berjudul yang dilihat mencuat, seolah aku menancapkan luka yang dalam ke kulit hingga terluka dan robek.

Kali ini entah mengapa perasaan sedih kembali menerpaku, padahal awalnya kupikir aku baik saja. Aku menemukan banyak hal yang membuatku senang, tapi kini aku merasa sangat lelah karena kondisi tubuhku mungkin atau karena aku seorang yang terlalu banyak bermimpi dan tak mau bangun hanya sekedar untuk mewujudkan mimpi yang kecil? Dan inilah aku. Padahal sebelum aku menyentuhkan jariku pada tuts-tuts keyboard aku merasa baik, tapi semua berubah hanya dalam waktu yang singkat. Sepersekian detik.

Aku menulis sesuai aliran angin yang lolos melalui ventilasi. Seirama dengan derap kencang monster beroda empat yang tiap harinya membunuh Ozon secara perlahan. Senada dengan warna langit. Sangat terdengar menyedihkan. Dan aku tergeletak disini bagai boneka atau lebih mirip Mannequin yang berada di etalase toko mungkin juga tergantung diatap atau celah bagai boneka peramal cuaca.

Aku tidak lebih dari seorang pemimpi dengan tulisan yang penuh khayal dan rasa sakit. Tapi tetap saja tak mau bangun, dan tibalah kini aku dalam kabut yang selama ini memang menyelimutiku. Lihat, dengar, bicarakan. Aku ada.

Minggu, 11 Oktober 2009

Lelaki di tengah hujan

Lelaki itu menantang hujan. Kala itu tubuhnya terbalut dengan kemeja merah dan sebuah celana kain berwarna hitam, dirinya telah terpaku disana selama beberapa menit. Lelaki itu berdiri menatap langit, seolah menanti sesuatu selain hujan yang akan turun dari langit entah bagaimana caranya. Kini ia menengadahkan kepala dengan senyum dan mata yang tertutup, menjadi seorang pendengar yang baik. Mendengar bahasa yang diungkap melalui alam disekitarnya. Menangkap bahasa yang hanya dimengerti oleh hujan, air dan angin.

Sesaat dia menatapkan wajahnya ke bawah, tersenyum kecil seolah puas akan sesuatu. Dan berkata kecil,"inilah yang terus aku tunggu. Hujan. Bukan matahari atau pelangi bukan pula Bulan dan bintang." Kini dirinya kembali masuk ke dunia yang hanya dikenal olehnya, sebuah kotak kecil bertuliskan "Don't Disturb!" yang besar. Dunia yang telah dibentuknya sejak lama ketika dia masih berusia 5 tahun. Sebuah dunia yang terbuat dari rasa sepi yang tak pernah dikenalnya, yang berfondasikan perasaan yang tak pernah terbahasakan lewat alam. Dirinya masih disitu. Berjaga dan menikmati setiap tetesan yang menjatuhkan diri tepat pada setiap jengkal tubuhnya.

Dan kini, ia mulai menggerakkan tangannya seolah memiliki sayap. Dia membuka tangannya lebar-lebar, melemparkan yang satu ke Utara dan yang satunya ke Selatan, menjadikannya sebuah titik poros kutub yang saling berlawanan. Kembali kepalanya menengadah, dengan senyuman. Senyum pahit. Bukan karena menyesal tetapi karena dirinya yang tak mampu mengubah keadaan. Hanyalah hujan yang mampu membahasakan dirinya. Hanyalah hujan yang mampu menemaninya. Hanyalah hujan yang mampu bercerita tentangnya. Hanyalah hujan yang menenangkannya. Hanyalah hujan yang mampu menenangkannya. Hanyalah hujan yang tetap menemaninya. Bukan pelangi juga bukan matahari.

Lelaki itu menantang hujan. Kala itu tubuhnya terbalut dengan kemeja merah dan sebuah celana kain berwarna hitam, dirinya telah menghiasi sudut itu selama 20 menit lamanya. Hujan telah membangkitkan akal sehatnya untuk tidak bunuh diri. Hujan pula yang telah memeluknya selama 1200 detik lamanya. Kini ia menyadari waktunya, juga waktu semua orang tetap bergerak dan tak bisa dihentikan secara paksa. Dan ia menyadari masih ada waktu sebelum hujan ini berhenti. Suatu waktu untuk bergerak maju dan berlari mengejar sesuatu yang ada didepan. Entah apa itu tapi pasti sesuatu itu ada di depan di akhir perjalan ketika waktu berhenti bermaraton dengan manusia. Dan ia pun berlari. Ditengah hujan yang menjadi teman berbincangnya selama satu per tiga jam. Ada kepuasan tersendiri ketika itu, seolah hanya dengan itu saja tubuhnya dapat kembali pada ketegarannya semula.





...Dan ia terus berlari ditengah hujan...





...Hujan yang menyamarkan airmatanya...





...Hujan yang mendapatinya ketika rapuh dan jatuh...





Lelaki itu berlari menatap langit. Kala itu tubuhnya terbalut dengan kemeja merah dan sebuah celana kain berwarna hitam. Berlari menentang hujan. Hujan yang terus mengikutinya sampai nanti.

Minggu, 04 Oktober 2009

Selamat Ulang Tahun, Kembar siamku!! ^^

Hehehe tulisan ini memang kubuat untuk merayakan ulang tahun ke 19 dari seekor Kodok yang kutemui di psikologi kurang lebih satu tahu dua bulan yang lalu. Kodok ini memiliki kacamata, blog, laptop, kata motivasi diri yang selalu dikatakannya (aku ganteng) -_- lalu dia juga memiliki kecebong yang sudah jarang dibawanya jalan-jalan, ada juga Bullfrog besar yang saat ini sedang cedera disana sini, dia memiliki PDA dan laptop, kharisma dan rasa kebapakkan (baca: muka tua), tapi diluar semuanya itu dia memiliki hati yang lembut ternyata.

Dia bisa begitu sedih hanya karena dia melarikan diri pertama kali saat ada bencana, sepertinya dia menuntut cukup banyak. Dia bisa berekspresi sedemikian rupa pada setiap kata-kata yang diucapkan, dia bisa menuturkan banyak hal dari satu hal yang biasa dianggap kecil, dia bisa memikirkan segala resiko yang akan didapat bahkan ketika dia ditilang, dia bisa menuliskan hal memalukan seperti upil; feses; dan sebagainya hanya untuk menutupi dirinya dan menolak ukur dirinya sendiri bagai neraca, dai dapat memutuskan untuk berhenti mengejar, dia bisa bersikap tenang dihadapan banyak orang, dia dapat melesat bagai bintang jatuh hingga bermil-mil jauhnya, dan masih banyak hal yang bisa dilakukannya yang jika ku ceritakan tema tulisan ini akan berubah menjadi apa saja yang dia bisa lakukan. Jadi, sebelum itu terjadi ayo kita pindah topik lainnya.

Sejak pertama kali bertemu, banyak yang menyatakan kami begitu banyak kemiripan. Kami sering tertangkap basah sedang bersama walau tidak melakukan hal yang aneh-aneh tentunya, kami terlihat begitu dekat hingga akhirnya seringkali dikatakan kembar siam oleh teman PMK, dikatakan pasangan oleh beberapa teman, aku sendiri menganggap dirinya sebagai seorang kakak yang benar-benar jarang ditemui. Yah, memang sih hampir semua orang disekitarku saat ini pantas ku panggil kakak. Terkadang tak habis pikir, terkadang untuk berada dekatnya saja sulit sekali seperti mengejar bintang jatuh! Terkadang aku menolaknya mentah-mentah karena minder.

Ya, aku belajar banyak darinya. Terlalu banyak, malah sempat aku menjadikannya sebagai self-ideal dan saat ini aku sedang berusaha menghilangkan mindset itu agar tidak minder dekatnya. HAhahaha dasar aneh! Saat ini aku merasa dia agak berubah, mungkin karena patung perfeksionisme-nya sedang direparasi? Entah, aku tidak tahu tapi mau tahu ^^ Ya rasanya sih seperti dirinya menjauh. Tapi biar itu jadi pikiranku saja deh.

Sampai saat ini masih banyak tulisanku yang merupakan keluh kesah dan hanya muntahan hati, aku tidak berani berucap sendiri jadi inilah mediaku. Seperetinya aku butuh minum air dan pergi ke tempat yang udaranya segar. Eh Shinji-kun mau ikut ga? Tapi ada syaratnya, jangan bunuh diri! Nanti kenangannya ga bagus disana ^^

AKu juga punya feeling kalo kodok ni bakal OL malem-malem gitu jadi aku PD jadi yang pertama buat ngucapin Selamat Ulang Tahun hehehe. Ya, aku memang tidak bisa membuat sticker keren dan bentuk-bentuk lainnya dengan multimedia process. Yang bisa kulakukan hanyalah ini, saat aku online dan aku menuliskan betapa inginnya aku berucap Selamat Ulang Tahun, bukan hal yang besar bagi sebagian orang. Tapi aku ingin jadi yang pertama kali mengucapkannya, walau bukan jam 12 malam dan terlalu dini untuk berucap. Karena aku tak bisa melakukan lebih dari ini. Hei Kodok! Selamat Ulang Tahun, aku akan menunggu sampe silet ditanganmu lepas!!

Selamat Ulang Tahun...

Ribuan detik kuhabisi
Jalanan lengang kutentang
Oh gelapnya tiada yang buka
Adakah dunia mengerti?

Milyaran panah jarak kita
Tak jua tumbuh sayapku
Satu-satunya cara yang ada
Gelombang tuk ku bicara

Tahanlah wahai waktu
Ada selamat ulang tahun
Yang harus tiba tepat waktunya
Untuk dia yang terjaga menantiku

Tengah malamnya lewat sudah
Tiada kejutan tersisa
Aku terlunta tanpa sarana
Saluran tuk ku bicara

Jangan berjalan waktu
Ada selamat ulang tahun
Yang harus tiba tepat waktunya
Semoga dia masih ada menantiku

Mundurlah wahai waktu
Ada selamat ulang tahun
Yang tertahan tuk kuucapkan
Yang harusnya tiba tepat waktunya
Dan rasa cinta yang selalu membara
Untuk dia yang terjaga menantiku

Dewi Lestari
Recto Verso

Sebuah pertanyaan saat hari Minggu

Hari ini kembali aku ke tempat itu. Sebuah tempat didekat sebuah jembatan berwarna merah. Disana ada sebuah gedung yang berdiri dengan keangkuhannya karena baru diperbarui. Disana ada banyak orang yang lalu lalang, ada yang memarkirkan motornya, ada pula yang menjaga stand kecil dimulut gedung itu. Gedung itu berdiri memanjang, dengan gerbang dihadapan mukanya yang membuatnya seolah terjaga dari ancaman luar.

Kali ini aku bersama dengan "kakakku" kami tiba menggunakan sebuah kendaraan dengan dua roda sebagai kakinya dan mesin didadanya sebagai penggerak. Kami melepas pelindung kepala kami saat motor itu menepi. Perasaanku pribadi santai saja, selalu. Terkadang aku tak mengerti kenapa aku selalu kembali ke tempat ini. Hari Minggu. Dan kini, kudapati langkah kakiku berjalan ke arah gedung yang seringkali dikatakan sebagai rumah Tuhan. Tapi apa benar? Kurasa Tuhan tidak tinggal disana jika kita mengikuti dongeng tentang surga yang selalu dicekoki pada kita. Kurasa tempat itu adalah sebuah tempat untuk berkumpul dan memuliakan Dia bersama, tempat dimana sukacita berlimpah karena disekitarmu ada banyak orang yang memuji dan memuliakan Dia bersamamu. Apa aku salah?

Aku memasuki gerbangnya, dan melangkahkan kakiku ke dalam. Ada seorang wanita yang memberikan sebuah amplop kecil berwarna biru. Disitu tertulis, "persembahan pembangunan" baiklah, sejujurnya aku tidak mengisinya. Aku bersama senpai mencari tempat duduk yang sudah di booking oleh kak Icha sebelumnya. Kak Icha adalah kakak angkatanku, saat ini dia S2 di psikologi UGM, dia datang lebih dulu. Kami berjalan agak kedepan hingga akhirnya mendapati Kak Icha yang sedang duduk manis dibelakang. Kami menghampirinya dan duduk, kemudian berdoa sebelum akhirnya menatap lurus mengikuti ibadah.

Sesaat aku merasakan sesak, rasanya ingin menangis. Entah kenapa. Ini adalah yang kedua kalinya, minggu lalu saat aku ke gereja bersama Kak Fona pun aku hampir melelehkan embun dipipiku. Terlebih saat mereka menyebutkan tentang keluarga. Sebelumnya sebuah nyanyian menohokku dengan dalam.

Allah mengerti... Allah peduli segala persoalan yang kita hadapai tak akan pernah dibiarkannya kubergumul sendiri sebab Allah peduli
Hari ini, sebuah kata keluarga menusuk dan meremas jantungku hingga terasa sesak sebelum dapat ku kontrol lelehan yang hampir keluar dari kantung mataku. Aku sendiri bingung dengan kondisi seperti ini. Padahal sebelumnya aku tak pernah begini. Baiklah aku memang cengeng tapi bukan berarti sebuah kata dapat menohokku begitu dalam kan? Yah, inilah aku kembali jatuh dalam depresi yang bodoh. Dan... Entah kenapa akhir-akhir ini aku sulit percaya pada orang lain (lagi)

Kamis, 24 September 2009

Curhat

Aku tiba disatu titik dimana aku tak tahu harus berbuat apa. Aku sudah mendaki begitu jauh dan kini aku tak mampu lagi melihat titik awal dimana aku mulai mendaki. Aku hampir mendapatkan apa yang aku inginkan, berada dipuncak khayalanku yang tertinggi. Tapi disini aku takut, udara terasa begitu sesak dan aku takut beranjak dari sini. Aku tak mau terjatuh. Entah sudah berapa lama aku disini, tersiksa dengan euforia dan ketakutan dalam waktu yang sama. Melayang diudara bernama khayalan dan tak mau turun walau dadaku terasa tercekik. Atmosfer disekitarku semakin mendesak, hingga akhirnya aku pun jatuh ke dasar jurang yang begitu dalam. Sakit. Terlebih setelah kurasakan indahnya berada diatas sana.

Aku terjelembab ke tanah, menyebabkan suara dentuman besar yang bersatu dengan erangan saat tubuh ini menyentuh tanah. Hancur semua tubuhku, bersama dengan khayalan dan mimpi-mimpi yang menerbangkanku ke udara sana. Aku meratap dan menangis sejadi-jadinya dibawah sini. Terluka dengan kecewa.Kini aku mengerti tempatku bukanlah disana. Di udara yang begitu menyesakkan aku bisa saja mati tercekik. Dan aku sadar bahwa aku hanya mengejar ilusi selama ini. Ilusi yang aku anggap begitu nyata, sebuah piala besar yang membuatku ingin merebutnya. Tapi akhirnya aku sadar aku tak membutuhkannya.

Dan kini, aku sudah lelah bermimpi. Aku ingin diam dan duduk. Menanti seorang yang biasa saja. Tidak perlu seorang khusus dikirimkan untukku, hanya seorang yang cukup bisa mengerti apa yang aku butuhkan disini. Segelas air putih. Ya, hanya segelas air karena saat ini aku bahkan tak mampu meraihnya. Segelas air yang aku butuhkan untuk menghilangkan dahagaku setelah aku menangis dan mengerang kesakitan disini. Seorang yang mau mendekatiku yang sudah tak dikenali ini, mencari keteduhan dalam mataku dan meyakinkan bahwa aku tak sendiri. Seorang yang mau menggenggam tanganku. Ya, hanya itu saja yang aku inginkan.

Telah lama aku menanti. Telah lama aku menunggu. Menikmati kesendirianku dan kepulihanku, aku tak mau lagi berharap terlalu tinggi. Aku ingin menikmati sebuah malam sunyi dimana aku bisa menangis sepuas mungkin karena kebodohanku. Dan setelahnya, aku akan kembali dengan kesegaranku yang dulu. Dan aku berjanji akan diam dan menanti seorang yang biasa saja. Seorang yang tidaklah spesial, seorang biasa. Seorang biasa dengan air ditangannya saat aku membutuhkannya. Seorang yang tak peduli entah hujan badai atau malam kelam dia akan datang ketika aku membutuhkannya. Saat aku sakit. Dirinya dan segelas air. Itu tidaklah terlalu tinggi kan?



Inspirasi dari "Curhat buat Sahabat"

Grow a Day Older

See the sunrise know it's time for us to pack up all the past and find what truly last
If everything has been written down so why worry we say
It's you and me with little left of sanity
If life is ever changing so why worry we say
Still you and I with a silly smile as we wave goodbye

And how will it be sometimes we just can't see
A neighbor, a lover, a joker,
Or friends you can count on forever
How tragic, how happy, how sorry

For all we know if come this far without knowing why
So would it be nice to sit back in silence
Despite all the wisdom and fantasies
Having you close to my heart as I say a little grace
I'm thankful for this moment cause I know that you grow a day older
And see how this sentimental fool can be

When she tries to write a birthday song
When she think so hard to make your day
When she's getting lost in all her thought
When she waits a whole day to say,

"I'm thankful for this moment cause I know that I grow a day older and see how this sentimental fool can be"
When he aches his arm to hold me tight
When he pick ups line to make me laugh
When he is getting lost in all his calls
When we can't wait to say I love you

If everything has been written down so why worry we say
It's you and me with little left of sanity



Dewi Lestari
Recto Verso

Selasa, 22 September 2009

Lebaran di Jogja

Mari menulis lagi, hehehe. Tahun ini adalah kali kedua lebaran di Jogja, jalanan sepi, cari makan susah, untung ada ibu kos yang dengan baik hati menyediakan makanan yang cukup enak, ketupat sayur plus ayam hmmm... .

Hari ini harusnya lebaran dah selese, wong mulainya kan hari Minggu kemarin tapi nampaknya masih pada punya semangat libur. Bingung juga sih mau melakukan apa pas liburan gini, paling buka buku tanpa ngerti apa isinya. Hmmm... ngerjain tugas, ngisi blog, nge-game, n makan pling kerjaannya itu doang.

O y, ada yang harus dikerjakan bikin majalah psikomedia yag dah kutinggal lamaaaaa banget karena fokus Retreat hahahaha. Sampe akhirnya diterror sama temen satu BKM. Duh jadi ngalor ngidul gini, mang ga tau sih mo nulis apa, mendadak semuanya ilang hehehehe udah ah.

Rabu, 09 September 2009

Bolos ah ^.~

Hari ini penulis bolos kuliah metode pembelajaran. Karena mengerjakan tugas metodologi penelitian dan survey (MPS) yang mungkin akan dikumpulkan hari ini. Sudah dari jam 5 tadi pagi terbangun dan tergesa-gesa mempelajari bahan yang dikumpulkan teman-teman tapi tetap saja waktu terlalu cepat memburu, akhirnya aku bergegas mandi mengambil gayung merah muda yang ada diatas lemari pakaianku. Bergerak secepat mungkin ke arah kamar mandi dan menanggalkan pakaian satu per satu. Setelah berpakaian kembali lalu penulis bergerak keluar kamar mandi ke kamar kos, mempersiapkan segala sesuatunya dan bergegas menuju warnet terdekat. Maklum penulis tidak memiliki komputer, laptop, palmtop, ataupun mesin tik di kamar kos jadi semua bahan yang ada harus disatukan disatu file.

Diwarnet telah bersiap diriku dengan senjata sebuah flashdisk bernama F GEDE yang berisikan data teman-teman. Aku merajut tugas mereka satu per satu bersama dengan tugasku sebelum akhirnya aku menyadari bahwa rajutan itu tidak berurutan dengan baik. Aku memutuskan untuk meng-sms teman-teman tapi ternyata pulsaku habis (hiks) akhirnya dengan putus asa merajut ulang tugas teman-teman. Yah, tanpa disadari waktu sudah menunjukkan pukul 7.25 dengan jarak yang cukup jauh tidak mungkin penulis sampai dikampus tepat waktu jadi penulis memutuskan untuk membolos (baca: pembelaan diri) hahaha. Karena penulis tidak tahu harus melakukan apa akhirnya memilih untuk mendekam diwarnet untuk melanjutkan tugas dan mengisi blog.

Kecewa. Serius, karena tidak menepati waktu yang ditentukan lalu dengan salah satu anggota kelompok aku benar-benar kecewa, semalam sudah kutunggu dirinya dikampus hingga malam hari untuk menunggui tugas yang harusnya diberikan padaku tapi dia tidak muncul. Memberitahu pun tidak. Haaaaahhhh.

OK, pelajaran hari ini adalah be Proactive!!!
Psssttt... Moto kelompok MPS kami ntu don't say lazy, just do it dan don't say lazy ntu sebenernya judul lagu Jepang hahaha

Rabu, 02 September 2009

Konduktorku 18

Konduktorku tetaplah seorang pemuda tanggung berusia 18, secepat apa pun tangannya berayun dia tetaplah seorang 18. Tampaknya tanpa pemikiran kecil ini aku akan tetap membulat disalah satu pojok diruang kuliah. Bermandikan sendu dan pilu. Bisa dkatakan satu tahun aku mengenalnya, mungkin lebih cocok jika kukatakan aku mengetahuinya. Mengetahui ada seorang yang berlari dengan kecepatan 100 Km/detik hanya untuk mengejar waktu; berburu detik untuk mengejar dan terus mengejar. Terkadang aku mampu melihat punggungnya, walau hanya sekilas. Dia dengan cepat melewatiku, tak terlihat berapa kecepatannya. Mungkin Speedometer miliknya sudah rusak atau speedometernya memiliki jangkauan yang lebih jauh dari yang aku perkirakan. Dan entah kenapa rasanya malah aku, dengan kecepatan 0,2 Km/abad, meninggalkan dirinya.

Konduktorku seorang 18, yang tertawa dan tersenyum dikerumunan. Memasang wajah puas didepan semua orang seolah berkata, orkestra ini selesai dengan anggota yang hebat. Menyisakan aku yang menyisihkan diri dibelakang atau disampingnya dengan radius 900 juta tahun cahaya, terlihat tenang dan senang. Terkadang aku coba meraih bayangannya dengan kecepatan maksimalku, 10 Km/tahun, dan aku mengetahui itu sia-sia. Terkadang aku coba susupi pikirannya, mencari tahu mesin canggih apa yang bisa mendorongnya hingga milyaran langkah aku terlewati. Tapi akhirnya aku terkubur dalam anganku mengejar konduktor, yang semakin mirip komet atau bintang jatuh dan dia semakin hilang dariku.

Konduktorku 18, kini ia terlelap letih seusai latihan sore yang membuatnya sedih karena alunan lagu yang kacau balau. Dia tetaplah seorang manusia yang dapat merasa kecewa; sedih; marah; jatuh cinta; bahkan menjadi konyol dan bodoh. Dia hanya mampu kutatap sebatas punggung, karena perbedaan tinggi dan kecepatan yang tidak kecil. Latihan sore ini melelahkan, menjenuhkan. Kalau aura jenuh itu diubah menjadi air, mungkin kami akan tenggelam didalamnya tanpa mampu berteriak. Detik-detik menjelang hari H semakin dekat, semakin sesak udara disekitar kami.

Konduktorku pemuda 18, yang dengan konyolnya berekspresi dan berputar diantara medan kekuasaan disebelah Utara dan Selatan; atas dan bawah; kiri dan kanan. Hey, lihat sekelilingmu tidak ada seorang konduktor yang tidak memahami alat musik. Ya, dia hanyalah seorang tanggung 18. Yang terkadang menemukan arti tentang hidup, yang masih terombang-ambing di tengah samudera bernama perasaan, yang berputar untuk menjadikan semuanya baik, yang kukenal sebagai seorang 18.

Konduktorku hampir 19, dengan seorang Produser yang tiada duanya sebagai Teman sekaligus Atasan baginya. Sedikit yang kuketahui semakin baik, semakin sedikit yang kupikirkan semakin bagus, semakin asing diriku semakin lengang dan memang aku hanya sedikit dan sangat memaksa. Konduktorku 18, dengan kecepatan 100 Km/detik yang mampu kutangkap seperti bintang jatuh, yang menghilang dalam waktu kurang dari tiga tahun, yang karena bertemu dengannya aku semakin dewasa dan karenanya aku mengenal sang Produser.

Tahun ini akan ada banyak yang hilang. Konduktorku. Kakakku. Mimpiku. Sedihku. Malamku. Sepiku. Bulan, Bintang, Air, Angin, Hujan, Waktu, Nafas, Sungai dan Puisi.

Jangan Sadarin... .

Woooiii... sepi juga nih blog ternyata, emang ga ada yang penting sih kecuali tulisan ga jelas yang ditulis oleh makhluk ga meaning ini. Beberapa hari yang lalu, ceritanya si penulis blog bernada musim gugur ini membeli buku chio (lagi) yaitu jangan sadarin Cewek n Jangan sadarin mahasiswa, yang jangan sadarin ntu ku beli lagi karena bahasannya yang keren banget dengan bahasa keras kayak alkohol 100% yang ditetesi perlahan pada luka-perih gila!-tapi itu jadi daya tarik tersendiri dengan membuka mata para pembaca, dengan fakta seputar kondisi makhluk bernama "Cewek" Chio berusaha untuk menyadarkan (LHO?) para pembaca agar tidak terbawa arus dan tetap menjaga makhluk lembut yang sarat dengan kekerasan ini agar menjaga diri. Buku kecil yang bisa didapat dengan merogoh kocek tidak lebih dari Rp20.000 ini bisa bikin pembaca kenyang dengan berbagai sindiran yang cukup tajam dan dalam seperti silet ^.^ dengan cover merah yang keren dan gambar matahari dan segelas "sesuatu" buku ini terlihat sederhana namun menantang.

Jangan Sadarin MAhasiswa, buku ini berwarna kuning dengan ukuran yang lebih besar dari jangan sadarin cewek-yang hanya seukuran notes-masih dengan gambar matahari sebagai cover tapi cangkir yang menjadi wadah disulap menjadi topi yang biasa dipakai untuk wisuda para mahasiswa (Jujur, gw ga tahu namanya apa) penulis merasa buku ini menarik karena propaganda dari jangan sadarin cewek yang gigit banget. Buku ini sudah beberapa halaman dibaca oleh penulis dan hasilnya adalah mengecewakan, ada ketikkan yang salah; kata-kata yang tidak jelas artinya; sampai pada titik berkurangnya "gigitan" yang ada pada jangan sadarin Cewek. Yah, belum selesai dibaca sih tapi ya... kesalahan penulisan itu fatal banget apalagi buat para pembaca iya kan? Selain ukuran yang besar, buku ini ditulis oleh dua orang lagi (kalau tidak salah) dan mereka adalah dua orang yang juga berasal dari tempat yang sama. Anomali.

TApi, selamat deh buat Chio karena dua buku yang keren, dan semoga Chio tidak disadarkan akan tulisannya yang keren abis. O iya, satu lagi buku jangan sadarin Cowoknya ga usah aja ya... takut ketahuan itemnya oops.. hehehe

Selasa, 25 Agustus 2009

Es Cantiknya Mas, Es Imutnya Mbak, 3000 3000 3000 Es Buah!!!

Aku berada dikos Fatrik-Senpai, dengan beberapa buku yang menghiasi beberapa sudut dalam ruangan itu. Beberapa bertengger dengan santai didalam raknya yang manis, beberapa tergeletak dengan rapi memberi kesan bersih. Diatas tempat tidur Fatrik-senpai memejamkan mata seiring berjalannya waktu, begitu pula dengan aku yang meletakkan tempat tidur darurat dilantai untuk berbaring karena kantuk yang menyerang.

Sambil menikmati tempat tidur darurat tersebut jariku bermain dituts handphone jadul yang selalu kubawa, mencoba mengirim pesan singkat ke teman-teman yang saat itu sedang bersiap untuk berjualan di depan D3 ekonomi. Es buah. Itulah yang akan dijual hari itu, ide gila ini berawal saat rapat pada kesempatan sebelumnya, dengan antusiasme yang tinggi Cece, Yanthi, K Veni dan Dida memikirkan cara untuk melaksanakan ide aneh ini sambil berceriwis ria didalam sekber. Kemudian badan eksekutif Usda yang berisikan Cece, Yanthi, K Icha, K Veni, dan beberapa orang lain mulai meramu benda-benda seperti melon, semangka, blewah, cincau, agar-agar dan susu hingga terciptalah segelas Es Buah. Ide penamaan Es Cantik dan Es Imut ini digagasi oleh Yanthi sang Usda Utama yang menentang malam dan sore tanpa kenal lelah. Saat menuliskan kata Es Cantik dan Es Imut ini dia bekata,"...Yang penting eye-catching dulu..." Kemudian aku perhatikan beberapa benda yang dijadikan sebagai alat pajangan dadakan, sebuah meja tinggi dari kos Zadok, sebuah rak dengan warna Shocking Pink dan sarung putih yang didapat dari kos Zadok pula. "Mana yang kurang eye-catching?" Pikirku dalam hati.

Lalu, kemarin tepatnya hari senin tanggal 24 Agustus kami kembali beroperasi dilokasi yang sama dan jam yang sama pula. Waktu itu, aku masih berada di kos Fatrik-senpai bermalas-malasan dengan tempat tidur darurat dan terkapar dalam waktu beberapa menit sebelum akhirnya ku sadari adanya sms yang masuk dari 0, nomor yang sering dipakai Yanthi untuk sms. Isinya adalah untuk memintaku datang, yah bolehlah lalu aku berpamitan pada Fatrik-senpai yang masih dalam keadaan 5 watt, lalu Fatrik-senpai berkata,"ambil kolak dulu satu buat kamu, satu buat K Icha, Satu buat Zadok." Kemudian aku melenggok ke sebelah untuk mengambil kolak tersebut plus 5 kolak yang sebelumnya kupesan. Disana aku menanyakan perihal Koloak yang tadi ku pesan dan kolak yang dipesan Fatrik-senpai. Ternyata kolak pesananku tidak ada karena dianggap sudah disatukan dengan pesanan Fatrik-senpai yang kebetulan memesan dalam jumlah yang sama. Singkat cerita akhirnya melangkahlah makhluk ini ke lokasi operasi yaitu didepan D3 Ekonomi.

Sesampainya disana dengan PD makhluk satu ini bertanya,"Dah laku berapa?" Yang dijawab dengan jawaban, belum laku oleh Usda Utama kami Yanthi. Kemudian tanpa banyak basa-basi lagi segera kami mulai berpromosi dengan berteriak-teriak. Ditempat yang sama, Fitro yang menjual kolak bersama kami pun ikut berpromosi dengan menunjukkan Kolak buatan K Lena dan K Eka yang lumayan enak. Tidak kalah seru, "saingan" kami yang berada tepat disebelah kami ikut-ikutan berteriak. Akhirnya karena belum ada yang membeli kami membelah diri menjadi dua, (Amoeba kali...) K Icha, K Veni, Cece, dan Mas Ririn menuju bunderan dekat Fakultas Filsafat sedangkan aku, Yanthi dan K Enggar masih bertahan didepan D3 ekonomi. Lama berteriak tapi tidak membuahkan hasil malah aku diledek K Enggar dan Yanthi," Promosi Es Cantik dan Es Imut tapi yang teriak kayak gini." Ledek mereka dengan senyum sumringah.

Disisi lain, Cece dan K Icha ternyata menjadi "penjual Jamu" dadakan dengan berbekal Toples dan benda peracik es buah mereka berjualan door-to-door ala penjual jamu gendong, dari satu kos ke kos yang lain. Alhasil lumayan juga dapat 10 pembeli, pembeli lainnya adalah kenalan K Enggar. Waktu buka tiba, tanpa seorang pun yang datang lagi ke stand kami tercinta akhirnya es buah ini kami nikmati dari kami untuk kami oleh kami sendiri *hiks* Setelah pukul 19.00 kami bingung mau dikemanakan es buah yang tidak terjual ini, kami tawarkan ke Masjid Kampus tidak ada yang beli (Maaf ya kalau tersinggung). Akhirnya K enggar memunculkan ide," Gimana kalo kita bagi ke anak jalanan? Daripada disimpen di kulkas, kualitasnya berkurang." Bukan ide yang jelek sih, tapi kemudian Yanthi memunculkan ide baru," Gimana Kalo kita jual ke Perkantas dan Navigator?" Singkat kata Singkat Cerita singkat Waktu, akhirnya Yanthi, K Icha, K Enggar, K Veni, Cece dan Mas Ririn melesat ke sana tanpa helm pad tiap orang yang dibonceng. Aku sendiri langsung pulang karena tidak ada tumpangan, dan dari sms Yanthi, aku mengetahui es itu tersisa tujuh buah. Aku merasa lega, karena kupikir tidak akan laku karena hari sudah malam dan situasi tidak kondusif untuk berjualan.

Inilah teman-temanku yang hebat dan berkeinginan kuat, aku rasa Orkestra ini akan berjalan baik. Semua pemain sudah melengkapi persyaratan untuk bermain, kini saatnya terus maju dan tetap berlatih. Aku ingin mendengar alunan lagunya. Konduktor, mainkan musiknya!

Tidur

Tak perlu kau bangun dari tidurmu
Tak usah bersuara menyambutku
Ku cukup bahagia berada disini
Disisimu memandangmu tanpa harus kau tahu

Sekian lama sudah kita tak berjumpa
Tiada terbilang lagi rindu ini
Dalam haru ku membisu
Oh... malam ini kucukupkan hanya menatapimu
Malam ini kuputuskan untuk jaga tidurmu

Jika nanti semua ini berlalu
Jika ku tak lagi jauh darimu
Aku kan temani engkau selalu
Pagi siang sore malam kapan pun engkau mau

Sekian lama sudah ku tak bisa pulang
Nyaris tiada terbayang kau kini kupandang
Dalam hati kuberbisik
Ho... tidur tenang
Ho... tidur sayang tidur
Aku kan ada saat matamu membuka

Mendekap engkau seolah tiada esok lusa
Tiada pergi jauh lagi dari engkau
Tiada malam tiada pagi tanpa hangat jemarimu
Ho... Tidur tenang
Ho... Tidur sayang tidur...

...Tidur...

Dewi Lestari
Recto Verso

Jumat, 21 Agustus 2009

BAck to Ancur

Uwaaaahhh... Ngantuk -.- setelah seharian bertengger ria di kampus dalam rangka menyambut makhluk yang biasa disebut dengan MaBa, masih harus mengisi Flashdisk 4 GB dengan data-dat yang hilang dari Flashdisk yang lama. Masih bingung karena hari ini ada rapat dan notula belum dibuat, tambah bingung lagi karena disuruh memimpin rapat apa lagi dengan kondisi yang ngantuk berat masih harus menghadapi Maba. Semoga bisa tidur nanti di sekretariat, bukannya mengeluh loh tapi ini adanya... alah sok puitis.

udah lama juga nggak nulis ngasal kayak gini, rasanya bebas. Biasanya dengan perasaan terbeban dsb dsb, mungkin karena musik yang menyayat hati selalu diplay makanya jadi begitu. Ok, setelah lama waktunya tidak menulis hal-hal aneh hari ini muncul juga loh cuma di Heri yang Aneh ^^

Topk tulisan hari ini adalah hal-hal yang berbau, beraroma, berwarna dan berasa aneh pada sesosok makhluk nggak jelas yang dulunya pernah menempuh cara yang ajaib hingga bisa masuk UGM, dan diterima difakultas yang nggak jelek. Yup, makhluk nggak jelas tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah penulis sendiri. Yuk, dimulai ngapain aja sih ni makhluk nggak jelas selama meditasinya menjadi sesosok makhluk yang full with desperado.

Pertama, kita flashback aja yah mulai dari posting tentang Paskah disitu si penulis mengungkapkan rasa kecewa karena awak bertindak individualis, tapi pada faktanya penulis sendiri menikmati waktu dengan ceria terlepas dari Paskah. Terus, kenapa keliatan suram pas ntu adalah karena merasa diri tidak mampu membantu awak yang dikepalai oleh penulis dalam menuju bahtera rumah Paskah(?)

KEdua, masih di era Paskah yang mau disoroti adalah, kenapa meledak? Karena waktu ntu sang penulis yang berwujud setengah manusia ini masih bingung dengan perasaan sendiri. Tapi faktanya, kadang perasaan ntu bisa dimunculkan secara sadar. Sebenernya sih nothing wrong, tapi rasanya cuma dengan cara itu semua dalam kehidupan saya dapat kembali pada keseimbangan menurut standar saya.

Ketiga, jadi makin sering diem tapi galak. Mungkin karena kebanyakan mikir hahaha maklum otak pentium jebot, disuruh mikir dikit aja dah ngebul apa lagi suruh mikirin yang berat! Akhirnya nge-crash sendiri deh *DUUUAAAAAARRRRRR!!!!!!!!* Uhuk... uhuk... uhuk... bau rumus *,*

Keempat, sikap yang rasanya minta digetok, lengkap dengan bibir manyun plus tatapan tajam yang crispy banget! Sekali liat pasti dapet feeling, si heri kenapa? atau wah lagi marah tuh. Untung ga ada yang mikir, "...lagi M tuh." kayakanya harus makan biskuit Tim-T*m dengan formula anti-BT ^^

Kelima, perihal pulang n nggak. Sempet nggak mo pulang karena merasa blom kenal Yogyakarta. Tapi akhirnya pulang untuk memperbaiki kadar gizi dalam tubuh yang cuma dibalut kulit plus kuman n keringet. Dan akhirnya dirumah malah berhibernasi dengan jangka waktu 3 minggu, mang sih ga selama beruang kutub tapi cukup untuk memberi dampak males yang kental.

Dan sekarang sudah kembali ke Yogyakarata dengan selamat sentosa diantarkan ke depan pintu bus antarkota. Begitu kembali ke Yogya, bodi jadi pegel-pegel karena meringkuk didalam bis, dalam keadaan duduk tentunya, karena perjalanan memakan waktu16 jam hingga sampai didepan pintu kos. Sebenernya masih ada hal lain yang mo diceritain, tapi lain kali aja deh dah ngantuk nti ketiduran diwarnet bisa bahaya!

O iya dah lama nggak ada ya yang namanya song of the day? Ok, hari ini lagunya Who do you think you are?! Lagunya spice girl yang dinyanikan Marshanda, it'a good one try it. (baca: promosi)
O iya sama satu lagi wise word of the day, dari Marshanda juga intinya dia bilang, sayangilah dirimu sebelum kau menyayangi orang lain karena kamu tidak bisa menyayangi orang lain jika tidak menyayangi diri sendiri." Setuju banget nih soal yang satu ini, last word Never Give UP!!! *digetok anak Palapsi*

Rabu, 05 Agustus 2009

Facing Your Shadow

Entah berapa lama waktu yang kuhabiskan. Hanya untuk menolak dan tidak menghiraukan dirinya. Walau dirinya datang berbungkus pakaian rapi dan bagus tetap saja aku menolaknya. Dia adalah sosok yang selalu kubiarkan sendirian meraung seperti monster liar yang minta dilepaskan dari rantai yang menjerat erat lehernya. Tapi aku tak mau melepaskannya, walau tubuh ini telah penuh luka karena taring dan cakarnya yang tajam.

Disana ia berjalan sendiri ditengah lumnpur hidup yang menghisapnya masuk setiap kali dia mencoba melangkah. Dan aku dengan egoisnya memalingkan wajahku darinya. Menutup telinga seolah tak ada yang berteriak. Aku tidak kenal. Padahal dia selalu bersamaku walau aku mengekangnya, walau aku tak pernah membiarkannya keluar dia tetaplah ada. Aku selalu menyangkal dirinya dalam sadar dan itu membuatnya semakin mengejang dengan jeritannya akan kesakitan.

Terkadang jeritan itu semakin sulit aku acuhkan pernah beberapa kali ia lepas dari rantainya dan menyerang orang disekitarku tanpa kenal belas kasih. Menusuk dengan tajam langsung kedalam hati. Saat itu tatapannya penuh kebencian. Rasanya aku akan ditelannya. Aku Takut.

"Kenapa kau tidak pernah menanggapiku?" Tanyanya dengan nada tinggi.
"Ka... Karena... aku tidak... ingin kamu ada." Sahutku dengan sedikit takut.
"HMMPPHH... HAHAHAHAHAHAHA...." Gelak tawanya begitu lepas dan menggelegar sedangkan aku disini hampir menangis atas yang dilakukannya.
"Kamu pikir aku senang dengan keberadaanku yang seperti ini? TIDAK!!" Suaranya menggetar kembali.
"Aku hanya ingin kamu menerimaku, itu saja tidak lebih. Jika kamu bersikeras melupakan dan tidak menerimaku..." tiba-tiba suaranya melemas. " Aku... tidak tahu bagaimana... apa kamu tahu bagaimana rasanya tidak diinginkan?"

Perlahan aku mendekatkan diriku padanya. "Aku mengerti, maaf telah mengacuhkanmu. Dan terus menerus menyangkalmu." Aku tidak tahu bahwa dirinya begitu sakit sedangkan aku berusaha mati-matian mengacuhkan bahkan ingin membungkam dirinya seumur hidup. Aku harap mulai sekarang aku bisa lebih menerima dirinya dan tidak memalingkan diri. Karena dia adalah aku sendiri.

Aku terlalu lelah merantainya dan menyangkal dirinya. Aku ingin mengerti apa yang diinginkannya dan menetralisir semuanya bukannya membelah diri menjadi kutub Utara dan Selatan. Aku telah siap berhadapan dengannya. Bayanganku.

Selasa, 04 Agustus 2009

Curhat Buat Sahabat

Sahabatku... usai tawa ini izinkan aku bercerita
Telah jauh kumendaki sesak udara diatas puncak khayalan
Jangan sampai kau disana
Telah jauh kuterjatuh pedihnya luka didasar jurang kecewa

Dan kini sampailah aku disini
Yang cuma ingin diam duduk ditempatku
Menanti seseorang yang biasa saja
Segelas air ditangannya kala ku terbaring sakit

Yang sudi dekat mendekap tanganku
Mencari teduhnya dalam mataku
Dan berbisik pandang aku kau tak sendiri oh dewiku
Dan demi tuhan hanya itulah yang itu saja kuinginkan

Telah lama kumenanti satu malam sunyi untuk kuakhiri
Dan usai tangis ini aku kan berjanji untuk diam duduk ditempatku
Menanti seorang yang biasa saja
Segelas air ditangannya kala ku terbaring sakit

Menentang malam tanpa bimbang lagi demi satu dewi yang lelah bermimpi
Dan berbisik selamat tidur tak perlu bermimpi bersamaku
Wahai tuhan jangan bilang lagi itu terlalu tinggi
Jangan bilang lagi itu terlalu tinggi

Dewi Lestari
Recto Verso

Sabtu, 01 Agustus 2009

Cicak di Dinding

"... Lelaki itu kemudian mulai melukis, sampai lewat tengah malam, hingga tertidur lelah di lantai studio. Namun ada kelegaan luar biasa yang takkan bisa dikatakannya, melampaui kemampuan rangkum nada atau kata, surat cinta, bahkan rencana sehidup semati. Dalam studio itu, akhirnya ia mengetahui apa yang ia inginkan. Bahagia dengan satu kejujuran. Kemudian berserah dalam ketakberdayaan. Ia bahkan tidur sambil tersenyum."


Nada dan puisi datang dan pergi menghampirimu

Tiada yang mampu merengkuh arti dan isi hati

Kadang benda mati yang memenangkan tempat disisimu

Atau hewan kecil yang luput dari pandanganmu


Kuberserah dalam ketakberdayaan

Berbahagia dengan satu impian

Dan satu kejujuranku kuingin jadi cicak didindingmu

Cicak di dindingmu

Hanya suara dan tatapku menemanimu


Dan kumenyadari… tanganku takkan mampu meraihmu

Walau cinta katanya takkan lelah memberi

Kulepas engkau ombak hatiku bercumbu abadi menyegarkanku

Namun biarlah kini ku ingin jadi cicak seperti cicak didindingmu

Melekat menemani membelai dinding jiwamu

...Cicak-cicak…



Dewi Lestari
Recto Verso

Jumat, 31 Juli 2009

Sekarang, tentang CInta (4)

OK, seri ke empat selesai ditulis semoga nggak mengecewakan deh... Mungkin ada yang berpikir tulisan ini telah punah atau bahkan dilupakan tapi nyatanya tidak karena sebenarnya, yang membuat proses ini lama adalah selain ilham, wahyu, n firman yang nggak dateng-dateng adalah karena nggak punya tempat buat nulis alias harus pinjem laptop orang.


-------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku, Aku dan Aku

Duniaku tanpa aku adalah kosongnya aku

Aku tanpa dunianya adalah kosongku

Tanpa dunia aku adalah kosongnya

Kosongnya dunia adalah tanpa aku


Dan karena aku dunia menjadi kosong

Karena aku juga dunia menjadi berwarna

Tapi karena aku dunia pun rusak

Lagipula duniaku abu-abu


Karenanya aku berpikir

Karenanya aku berlari

Karenanya aku berteriak

Karenanya aku berontak


Riak yang tenggelam sampaikan aku ke tepi

Awan yang hilang jatuhkan aku ke bumi

Agar tak lagi ku naik ke langit

Karena aku lelah terapung


-------------------------------------------------------------------------------------------------


Aku memiliki tanda tak terlihat

Aku memiliki yang tak tergenggam

Aku mendengar yang tak ingin terdengar

Aku datang dan tak merasakan yang terasakan


Pagi…


Kakinya berderap kencang, dengan nafas memburu dia berkeliaran di lorong, dengan tatapan putus asa dia terus berlari dengan iringan musik bel sekolah yang semakin mirip dengan lagu penghantar kematian yang seolah ingin menjemputnya. Dia begitu lelah ketika sampai di ruangan itu. Dia adalah Angga, yang semalam nggak bisa tidur karena memikirkan banyak hal antara lain Rina, puisi, Ulangan Matematika, dan presentasi PKn yang satu pun nggak selesai. Kemudian dia coba melirik ke segala arah di ruang itu, dan mendapati dirinya salah ruangan. Kembali dia berlari ke ruang kelasnya. Pikirannya sedang kacau.

“Haaah... Haaaah... Haaaah....” suara Angga begitu sampai di kelas, mencoba menggenggam nafas yang sedari tadi dilempar kesana-kemari saat dia berlari. Dan... speechless karena nafasnya sesak. Kembali dia menatap ruangan itu, ada yang kurang. Adit. Tapi pikirannya langsung teralih pada ulangan yang akan diadakan nanti, segera dia membuka lembaran demi lembaran. Membaca sekilas.

“Kemana ya paus itu?” Pikir Angga.

“Eh si Adit kemana?” Tanya Randi yang berdiri disebelahnya. Maklum ketua kelas, jadi dia selalu memonitor segala aktivitas temannya. Sebenarnya supaya nggak ngejatohin imej dia di depan guru. Cowok bernama lengkap Muhammad Randi ini memang cukup dikagumi anak sekelas. Punya wibawa plus ada aura yang khas buat anak-anak sekelas kecuali Angga yang terlanjur apatis dan Adit yang tidak pernah memikirkan urusan kelas.

“Meneketehe.” Jawab Angga yang masih membolak-balik buku dengan tebal kira-kira 160 halaman.

“Kan biasanya lo sama dia.”

“Tapi gw kan bukan emaknya.” Angga merasa terganggu karena nggak bisa belajar. “Udah gw mo belajar.” Usir Angga

“Ya udah....” Ucap Randi sambil berlalu.

“Apaan sih emang gw apanya si Adit? Tapi tumben dia nggak masuk, ada apaan ya?”

“Eh gurunya dah dateng!” seru salah seorang anak.

WHAT??? Gw belom belajar!!!

“Yak, tutup bukunya.” Ucap Bu Ajeng.

“Haaah... ya udah gw pasrah.”


-------------------------------------------------------------------------------------------------


Dengan sisa semangat yang hampir habis, karena ulangan Matematika yang gagal total plus presentasi PKn yang sama ancurnya, Angga menempelkan kepalanya di meja kayu yang terletak tepat di depannya. Lengket. Rasanya tidak ada lagi semangat karena hari yang buruk ini. Frustasi? Pastinya. Wajah madesu-nya pun masih dipakai sampai istirahat kedua dan dia nggak punya nafsu makan sama sekali. “Coba ada si Adit seenggaknya kan gw bisa nyontek ato nanya ke dia! Kemana sih dia saat gw butuhin?” Gerutu Angga masih dengan kepala yang lekat di meja. “Ng? Ada surat di kolong meja Adit? Surat apaan?” dan setelah dibukanya surat itu, dia menemukan bahwa si Paus izin dengan smiley ga jelas. Di situ dia tulis kalo dia ada acara dan dia minta di absenin dan yang lebih mengejutkan adalah adanya lampiran yang berisi rumus matematika lengkap dengan keterangan dan embel-embel lain. “Ini persiapan kalo lo ga sempet belajar ato nge-blank.” Tulis Adit di lampirannya tersebut. “............ Kenapa dia ga sms gw dulu sih ?!?! Seenggaknya kan nih rumus bisa gw pake!!!” AAAAAAAARRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGGHHHHHHHHH.

Kemudian surat tersebut diberikannya kepada yang berwenang. Randi.

“Tuh kan... lo pasti tau si Adit kenapa ato dimana.” Tuduh Randi yang rada kesel karena di “usir”. Secara paksa oleh Angga pas paginya.

“Kan dah gw bilang tuh surat baru gw liat tadi. BARUSAN.” Dengan penekanan pada kata “barusan” .

“Kalo gw tau dari pagi gw pasti bisa ngerjain soal tadi!” Seru Angga dalam hati.

“Si Adit kenapa yah? Tumben nggak dateng. Ada apaan ya?” Pikir Angga.


-------------------------------------------------------------------------------------------------


10 minutes After School...

Zie menunggu dengan sabarnya di tempat ngumpul favorit para anak mading. Sekret mading. Dengan sebuah majalah yang masih asyik dibacanya selama beberapa lama. Tidak lupa dengan “Obscura”--kamera manual tua milik Zie yang cukup besar--yang diletakkan begitu saja di atas meja. Foto-foto Angga sudah dicuci cetak bersama dengan pemandangan yang diambilnya saat moment tertentu. Sementara Nia dengan santai duduk manis di kursi kayu yang berwarna merah bata. Dia sibuk dengan lagu MP3 yang didapatnya semalam. Sambil menggerakkan kipas dengan gambar bunga matahari yang didapatnya saat ulang tahun--bersama dengan tepung dan berbagai benda aneh yang dilempar ke arahnya--dia membaca lirik lagu yang juga diambilnya sebagai referensi untuk menulis blog. Data tentang Angga sudah disatukan tinggal menunggu yang punya “hajat”. Di sudut lain terlihat Diah, entah kenapa, dengan wajah senang membolak-balik kamus Oxford tercinta. Yup gadis dengan TOEFL 590 ini sedang mempersiapkan diri untuk tes TOEFL selanjutnya, selain itu dia memang senang mencari istilah baru dalam kamus yang belum tentu terpakai. Lain lagi dengan Cinta, kali ini dia bersenandung ria sambil memainkan gitar yang ada di sekretariat, sebuah lagu berjudul “tentang seseorang”, sebuah lagu soundtrack Ada Apa Dengan Cinta? film favorit yang sering ditontonnya tanpa pernah nengenal kata bosan, mungkin karena namanya tercantum disana atau karena ada aktor sekeren Nicholas Saputra yang mampu membius jutaan perempuan Indonesia. Semua sibuk dengan kegiatan sendiri karena Rina tidak kunjung datang untuk membahas hal yang pastinya tidak akan keluar di ujian kenaikan kelas, tes Mid semester, UAS atau pun ujian negara. Jadi semuanya menyibukkan diri sendiri.

“Rina lama yah?” ucap Diah buka keheningan.

“Iya lama banget. Kemana sih tuh anak? Lo tau ga Cin?” tanya Nia.

“Mana gw tau kan kemaren yang heboh gara-gara ditelepon Rina bukan gw.”

“Eh gw juga nggak tau si Rina kemana, enak aja nuduh.” Bantah Zie.

“Ya kali aja kan kita ga tau.” Ucap Cinta masih dengan gitar dipangkuannya.

“Jadi nggak sih sebenernya?” tanya Nia.

“Jadi kok.” Jawab Rina sambil melepaskan tasnya.


-------------------------------------------------------------------------------------------------


Lemah. Lesu. BeTe. SEBAL!!! Yah begitulah yang dirasakan Angga karena ketidakmampuannya mengerjakan ujian tadi dan ditambah dengan hancurnya presentasi PKn karena makalah kelompok yang tidak terbawa. Dengan langkah malas dia menyusuri jalanan kota. Pulang dan tidur. Itulah yang ada dipikirannya sekarang setelah hari berat yang baru dia rasakan. Sesegera mungkin kakinya diarahkan ke tempat penyetopan bus terdekat di sekolahnya. Karena tidak ada bus yang berhenti di halte seperti yang ada dalam cerita SD dan buku pelajaran mengenai tata tertib. Angga mulai memainkan MP3 player yang didapatnya sebagai hadiah ulang tahun dari makhluk setengah paus yang biasa mengekor di belakangnya lengkap dengan lagu melankolis dari Adit yang dibiarkan mengisi memori benda tersebut. Ear phone telah terpasang dengan baik dan mulailah dia menenangkan diri. Melepaskan pikiran dari masalah yang ada. Tentang Adit, tentang puisi, dan Karin.


-------------------------------------------------------------------------------------------------


Sore...


Matahari mulai tenggelam di bagian barat, menyisakan seberkas cahaya kemerahan di langit. Sore itu, Angga berjalan keluar rumah dengan Flashdisk yang tergantung pasrah di lehernya. Matanya menatap lurus ke arah gedung di dekat rumahnya. Warnet. Sebuah tempat yang cukup nyaman karena adanya AC dan cukup rapih kelihatannya. Angga berniat membuka e-mail-nya yang sudah dimilikinya sejak kelas 3 SMP tapi tidak tahu akan dipakai untuk apa. Sebenarnya dia cukup sadar kalau di dalam Inbox itu isinya paling-paling cuma pesan dari Facebook yang baru-baru ini dibuatnya atau Friendster. Dia juga tahu kalau semua e-mail yang masuk itu akan bertambah terus hingga memenuhi Inbox-nya. Sama seperti dia tahu bahwa semua e-mail itu akan menumpuk dan menimbulkan iritasi bagi siapa pun yang melihatnya. Karena itu, hal pertama yang dilakukannya saat membuka e-mail adalah menghapus Inbox yang diisi oleh pesan sampah tersebut. Sambil mendengarkan lagu yang disediakan warnet tersebut Angga mencari data tentang “Demokrasi” yang ditugaskan pada kelompoknya karena tidak membawa makalah PKn yang seharusnya digunakan untuk presentasi. Terdengar suara bel ditelinganya. Yahoo Messenger. Sebuah pesan dengan ID

Terbangtenggelam dan sebuah Avatar bergambar Paus pembunuh mendarat di kotak pesan miliknya dengan satu kata “Oi”.

“Siapa nih?” Pikir Angga.

“Gmn skul tadi?”

“siapa sih ini?” balas Angga.

“Masa’ u lupa sih?”

“Mang w ga inget koq”

“W ADIT masa’ ga inget?”

Jawaban yang seketika menimbulkan banyak pertanyaan di benak Angga.

“LO KEMANA AJA!!!!” balas Angga.

“Jalan2 JJJJ

“Eh gmn sih u ulangan malah ga masuk!”

“W dah ujian duluan kali...”

“Kpn?”

“Kpn2.” Balas Adit

“hehehehehe JJJJJ” Tulis Adit yang bikin kesel.

Kalau bisa rasanya Angga bakal meninju makhluk gempal yang sedang ber-chating ria bersamanya. “Untung lewat YM, kalo ngomong begitu langsung, gw jitak tuh anak!”

“Tadi si Randi nanyain u tuh.”

“Knp? Kangen yah? Muach :D” senyum Adit makin lebar.

“U kmn sih?” tulis Angga yang udah apatis sama semua tindakan aneh Soulmate-nya ini.

“Kan dah w blng jalan2.”

“Di hari penting dmn da ujian gini?!”

“Ini lbh penting.”

“Mang da yg lbh penting daripada ulangan?” Angga makin bingung.

“Da, hidup mati w. :D” Adit kembali dengan senyumannya yang ga jelas.

“Eh u koq ga da di daftar YM w sih?”

“Masa’? prasaan dah pernah w add deh.”

“Di w da koq.” Lanjut Adit. “U apus ya?”

15 menit sudah Adit menunggu jawaban Angga dan pada akhirnya...

BUZZ...

Tidak ada jawaban dari Angga.

“I’m off.” Tulis Adit yang sudah bosan menunggu.

“Dah 2 jam tuh.” Tambahnya.

“Eh serius?”

“Akhirnya dijawab juga...”

“Iya tuh dah w out.” Lanjut Adit.

Dan lanjutlah Angga mencari data tentang segala sesuatu berbau Demokrasi yang terbengkalai karena terlalu sibuk ngobrol sama Adit.


-------------------------------------------------------------------------------------------------


Next Morning....


Hari ini Angga datang lebih pagi dari biasanya. Takut terlambat. Dengan santai dia melangkahkan sepasang kakinya yang tertutup sepatu berwarna hitam. Di tangan sebelah kirinya menempel sebuah makalah dengan tulisan besar “DEMOKRASI” yang tertinggal kemarin dan sebuah kliping berjudul sama yang berisikan hal-hal seperti multidimensionalitas demokrasi, kriteria negara demokrasi, pilar demokrasi, dan masih banyak tulisan yang pastinya mengandung kata “demokrasi” lainnya. Belum ada lima menit dia menginjakkan kaki di ruangan kelasnya Adit sudah berada dibelakangnya dan menepuk pundak Angga.

“Yo, Tumben pagi.” Sapa Adit.

“Boleh dong gw sekali-sekali dateng pagi.”

“Iya sih, trus ini apaan?” Ucap Adit sambil mengambil kliping yang dibawa Angga. “Hari ini kan ga ada.” Lanjut Adit.

“Itu buat tugas kelompok soalnya kemaren makalah kelompok gw ketinggalan.”

“Oooo bulet.” Ucap Adit tanpa ekspresi.

“Lo tuh yang bulet! Kalo ga masuk trus mo kasih contekan sms dulu kek biar gw tau.”

“Tapi contekannya lo pake kan? KM juga dah tau kan kalo gw ijin?”

“Gw ga pake tuh contekan, karena baru gw dapet abis ujiannya selese!”

“Hahaha makanya kolong meja tuh dirapihin, diperiksa kalo pagi!”

“Sori deh gw anak males.Puas?”

“Kemaren OL ngapain aja mpe dua jem?”

“Tuh.” Tunjuk Angga ke arah kliping PKn miliknya. “Kemaren kelompok gw disuruh nyari data yang berbau demokrasi gitu gara-gara gak bawa makalah, dan karena gw yang salah nggak bawa makalahnya jadi gw yang disuruh.”

“Eh kemaren gw bikin puisi loh cuma sebait sih, nih.” Ucap Adit sambil merogoh tas punggungnya.

Mawar itu merah violet itu ungu

Masihkah ada warna hatimu

Bergerak menyelinap diantara laut

Bernafas diantara bulan dan bumi

“Gimana?”

“Baris pertama kayaknya jelek deh tapi lumayanlah, kalo menurut gw.”

“Abis gw kan ga ngerti gimana bikin puisi.”

“Puisi itu aliran dari jiwa, perasaan dan pikiran. Orang bisa bikin puisi dengan tema yang sama tapi isinya beda karena mereka punya hati, jiwa dan pikiran yang beda juga.”

“Dapet petuah dari mana tuh?”

“Gw sebut namanya juga, lo belom tentu kenal.”


-------------------------------------------------------------------------------------------------


Another Day…


Pagi ini Cinta datang dengan rambut yang terlepas dari kuncir belakang. Terlepas pula dari “Dunia” yang kini tertidur dengan nyaman di dalam tas ransel miliknya. Dia punya obsesi baru. Lomba puisi. Baginya lomba ini lebih menarik daripada lomba puisi sebelumnya, karena adanya peserta lomba yang kemungkinan bertambah banyak dengan puisi mereka yang mayoritas abstrak. Dia sudah menyusun rancangan bagaimana pemenang lomba ini akan diumumkan ke khalayak murid satu sekolah. Tapi semua kesenangan itu harus disimpannya untuk beberapa waktu karena masih menunggu kesepakatan dari anggota lainnya. Diah yang duduk disebelahnya sih setuju saja dengan segala rencana yang disusun karena tidak mau ambil pusing tentang hal tersebut.

“Hmmm... kira-kira yang ikut berapa orang yah?” Gumam Cinta.

“Meneketehe, tapi kalo denger dari kabar yang beredar katanya sih lumayan banyak yang ikutan. Itung-itung bisa beli buku banyak n gratis pula!”

“Puisi mereka bakal kaya’ apa yah?”

“Apa lagi ntu, gw juga nggak tau! Lo kalo nanya yang realistis dong!”

“Lo nggak ikutan?”

“Ya nggak lah, gw lebih tertarik ma yang namanya sains daripada sastra. Tapi, mereka marah nggak sih kita mungut biaya gitu?”

“Kalo nggak gitu nanti yang ikut bakalan sedikit banget.”

“Iya sih....” Sahut Diah yang teringat akan jumlah peserta lomba yang hanya berjumlah 10an.


-------------------------------------------------------------------------------------------------


After School...


Setelah melakukan Observasi terhadap makhluk hidup bernama Adrian Rangga Kusuma, yang berlangsung kurang lebih 3 Minggu akhirnya jadilah sebuah makalah karya Karina Dwi Putri yang tidak terlalu tebal dengan tebal sekitar 12 halaman. Ditambah dengan sebuah cover berwarna biru. Hari ini dia mengunjungi dan menunggui sekretariat mading tercinta. Dengan ditemani Zie dan Nia.

“Ahhh sepi nih BeTe.” Nia buka suara.

“Iya, padahal ka kalo ada Diah bisa kita zholimi dia.”

“Eh jangan gitu nanti dia ngambek lagi.” Tegur Karin yang memegang makalah ciptaannya.

“Nyanyi yuk!”

“Silahkan... gw nggak ikutan ye!” Seru Nia sambil senyum..

“Eh, si Cinta dah selese bikin rancangan acara blom ya?”

“Tau tuh. Ahhh bosen.”

“Baca buku aja, nanti juga bosennya ilang.” Ucap Diah yang mendadak muncul dengan setumpuk buku tebal yang salah satunya bertuliskan “Kumpulan Teori Fisika dan Aplikasinya” “Nih gw bawa banyak mau?” Tambahnya.

“Makasih udah kenyang “nelen” buku fisika.”

“Emang bisa dimakan?” Tanya Diah bingung.

“YA ENGGAKLAH!!!!” Seru semuanya bersamaan.

“Eh yang ngumpulin puisi dah berapa orang?” Tanya Nia.

“Nggak tau tapi kayaknya bakal lebih banyak daripada yang kemaren.”

“Trus lo ngapain bawa buku segitu banyak kesini?” Tanya Zie.

“Ya, buat dibaca lah.”

“Kalo itu gw juga tau! Tapi kenapa harus disini? Kenapa nggak di tempat laen aja?”

“Soalnya di sini nggak butuh ijin make kelas. Hehehe.”

“Be te we, kenapa pada kumpul disini?” Ucap Rina.

“Ya ngisi waktu aja sih, lagian daripada ni tempat sepi tiap hari.” Balas Nia.

“Kalo gw sih buang waktu aja males di rumah juga ga ngapa-ngapain.”

“Loh tumben pada kumpul ada paan nih?” Ucap Cinta yang baru datang.

“Nggak ada apa-apa sih, eh susunan acara jadinya gimana?” Balas Rina.

“Dah hampir jadi, tinggal liat berapa peserta yang bakal ikutan tahun ini.”

“I see, berarti kita tinggal berleha-leha ria kan?” Sahut Nia dengan muka ceria.

“Yup, pendaftaran juga dah ditulis di depan kelas kan?” Tanya Zie.

“Everything is ready.” Sahut Cita dengan tersenyum.


-------------------------------------------------------------------------------------------------


Sore hari…


Dengan perlahan Agustinus Raditya melangkahkan kakinya menuju salah satu pusat perbelanjaan untuk mencari flashdisk dan Anime baru yang mungkin saja keluar, kali ini Angga tidak ikut. Dengan langkah mantap makhluk yang berat badannya telah kembali pada titik 88 kg ini menelusuri lokasi penjualan film Anime terlebih dahulu. Seluruh flashdisk ditempat ini nggak mungkin raib dalam hitungan jam tapi Anime langka sulit untuk dicari, kurang lebih begitulah pemikiran Adit. Satu per satu tempat yang menjual Anime ditelusurinya namun tetap tidak menemukan Anime yang menarik hati hingga sampailah dia di sebuah tempat yang menjual Kara no Kyoukai.

“Hmmm… sampulnya keren nih, sinopsisnya juga kayaknya lumayan.” Pikir Adit. Kemudian dia membeli 5 episode dari anime tersebut tanpa ragu.

“Adit?” Seru seorang gadis dari arah belakang.

“Hmmm?” Adit menoleh ke belakang.

“Waah, badan lo tuh emang bener-bener susah dilupain ya?” Lanjut gadis itu.

“Iya dong, badan gw kan atletis gini hehehe.” Ucap Adit sambil berpose ala Binaragawan.

“Hahahaha iya atlet lomba makan kerupuk pas 17 Agustus kan?” Ledeknya.

“Lagi ngapain nih, koq tumben dateng ke sini? Rasanya gw nggak pernah liat lo disini deh.” seru Adit.

“Loh, lo jadi SPB? Becanda, becanda. Gw tadi nyari flashdisk tadi, terus cuci mata sape akhirnya gw ngeliat lo.”

“Gw juga mo nyari flashdisk sekalian beli Anime baru sama cuci mata.”

“O kalo gitu gw anterin gimana? Kebetulan tempat gw beli Flashdisk lumayan murah.”

“ Nggak usah deh gw nyari sendiri aja lagian gw masih mau hunting anime.” Tolak Adit halus.

“O ya udah kalo gitu, eh kenapa sih lo nggak ikut mading kayak pas SMP? Sekretariat sepi mulu tuh apa lagi Cinta yang sibuk sama “Dunia” ayolah jadi anggota mading nggak ada lo jadi terlalu serius tau!”

“Iya dong gw kan orang penting hehehe.” Sahut Adit dengan Pose sok Keren ala cover boy.

“Apaan sih? Lo tuh kayak anak kecil banget ya? Makanya sering dimarahin sama Cinta pas rapat, nggak pernah serius sih!”

“Ya Gomenasai kalo gitu, maklum bawaan orok.” Ucap Adit sambil mengelus perut seperti orang hamil. “Nggak salah kan gw kayak gitu? Lagian gw juga kan cuma ngedekor sama ngisi ruang tambahan kayak lelucon sebut saja Bunga nama sebenarnya, terus nyebarin DUDU.”

“Iya, dan gara-gara ntu hampir semua guru kenal sama gw.”

“Bagus kan? Welcome to my life!” Seru Adit sambil menyanyikan lagu welcome to my life dengan pose memegang gitar.

“Ya udah gw mo pulang dulu deh.”

“Ok, gw masih mau nyari anime n flashdisk dulu ya!”

“OK, selamat nyari dan semoga menemukan!”

“Iya, lo juga ati-ati dijalan ya! Sampe ketemu di sekolah, Nia.”


-------------------------------------------------------------------------------------------------