Sabtu, 30 Mei 2009

Tahun ini akan ada banyak hal yang hilang

Tahun ini akan ada banyak hal yang hilang. Mimpi-mimpi, ingatan, dan manusia. Semuanya beranjak meninggalkan serpihan kecil yang tak teraba oleh waktu. Mimpi yang hilang telah berubah menjadi harapan baru akan masa depan yang cerah, Mimpi yang terlalu muluk-muluk lenyap ditelan waktu dan berubah dengan mimpi yang diwujudkan dengan kerja keras dan semangat. Mimpi itu tidak lagi muncul dan menghantui karena mimpi itu akan hilang bersamaan dengan berjalannya waktu pada tahun ini.

Ingatan tentang hal didunia ini pun rasanya makin menguap, aku tidak ingat lagi kesalahan yang orang lakukan padaku dan aku tidak mau mengingatnya lagi. Ingatanku tentang dunia dan semua hal yang menyedihkan pun perlahan lenyap seolah ditiup oleh angin. Biarlah ingatan itu lenyap bersama bergulirnya waktu.

Satu per satu manusia lenyap pergi dari hadapanku menuju masa depan yang baru yang lebih cerah dan menyisakan isak tangis bahagia disini. Perlahan langkah mereka kian terbuka lebar menyongsong masa depan yang cerah dan mereka memberi hadiah terakhir yaitu kenangan bersama mereka yang tak mungkin bisa dihilangkan. Mereka meninggalkan sebuah tangunggjawab untuk melaju diporos bumi dan bersama dengan itu mereka menjadi penghubung antara aku dan dunia luar.

Perlahan tapi pasti semakin banyak hal yang hilang. Keraguan, kebencian, kemarahan, kesedihan, dan kesepian. Tahun ini aku akan kehilangan banyak hal tapi aku tak perlu menyayangkan hal itu lagi karena itu semua hanya sampah yang terkubur rapi dalam hatiku. Tak perlu digali. Tak perlu dilirik. Tak perlu dibuka lagi.

Tahun ini perasaanku hilang. Perasaan sedih dan gelisah akan hilang tahun ini karena aku percaya hal itu akan hilang dan aku juga percaya bahwa Allah yang mencintaikulah yang melakukan segalanya daripada hidupku sehingga tak perlulah aku mengeluh karena tidak adil karena timbangan itu belum berhenti bergerak. Tahun ini akan ada banyak hal yang hilang tapi aku tidaklah sedih karena hilangnya hal tersebut hanyalah sebuah proses hidup yang terus berjalan hingga akhirnya jalan itu berhenti pada garis finish dan menyisakan tangis bagi yang melihatnya. Tetaplah bahagia karena kita tidak akan hilang begitu saja karena kita akan tetap hidup di hati setiap orang yang mengingat kita.

Selasa, 26 Mei 2009

Good BYE

Dakara ima ai ni yuku
So kimetanda
Poketto no kono kyoku wo
kimi ni kikasetai

Hari ini akan segera berakhir. Semoga pikiranku juga cepat berakhir. Kapan ya aku akan mati? Lelah juga punya pikiran. Jelek juga memikrkan orang lain.

Oh Good-bye Days

Aku tidak bisa menyalahkan siapa-siapa, berpura-pura sudah cukup membuatku muak. menjadi diri sendiri pun rasanya tidak bisa.

ada rasa ingin berteriak. tapi kadang terlihat sok tidak berdaya, bahkan tulisan ini pun serasa seperti itu. Munafik. satu kata yang aku ingin lontarkan padaku terlepas dari orang mendengar atau tidak aku hanya mengatakan apa yang ingin aku katakan. bukan apa yang dilarang orang atau yang diinginkan orang.

Aku tak tahu caranya menulis dengan baik, menggambar, memahami, mendengar, memimpin, yang aku lakukan hanya mengeluh. KArena ketidakmampuanku tapi aku tak berubah juga. terkadang ingin mati rasanya.

Semua tidak bisa berjalan sesuai keinginan satu orang. Satu ketika ada seekor burung kecil bertanya padaku tentang rasanya berjalan. Dan yang kukatakan adalah melangkah itu melelahkan andai aku bisa terbang. dari tulisanku yang tidak jelas ini aku ingin menutupi diriku dari sorotan dunia, dan sebagian dariku ingin mempertontonkannya dengan senyuman.

Aku ingin dimaki saat ini karena memang makinanlah yang aku tunggu hai kalian anjing yang ada disana, pergi kalau kalian mau. mungkin aku tidak bisa mengubah apa yang dipandang orang, dan aku telah salah menilai dan menghakimi sesukaku. mungkin tulisanku nanti akan lenyap. dan aku tidaklah tersisa di dunia. biarlah kata-kataku yang meracau ini menjadi bagian hidupku yang tidak jelas. hanya menyiksa bagi orang lain. asal kalian tahu aku memandang lewat kacamataku, hai orang asing aku menatapmu demikian karena aku sendiri bingung akan jadi seperti apa.

Mungkin dalam sebuah cerita yang dibungkus rapi oleh kertas koran aku bisa hidup, atau diantara sorotan lampu pesta dan menjadi pusat perhatian.

aku tidak menyalahimu dengan alasan yang pasti karena hal yang pasti adalah ketidakpastian itu sendiri. aku melihat seseorang yang lelah menjadi tiang dan tidak dapat tidak. aku memang tidak mengalaminya dan tidak memilii kesempatan mendapatkannya.

sebuah cerita telah dimulai jauh sebelum aku lahir dan aku memang menuntut hal yang tidak kecil. karena ego. sepertinya tidak cukup bagiku seisi dunia yang luas ini. tentu saja didekatku akan kukorek dirimu sampai lapisan terakhir dari dirimu. sampai tersisa tulang belulang yang rapuh. aku tidak peduli. rasanya begitu segan didekatku dan rasanya lelah menjadi tiang didekatku karena itu pergilah hai kalian yang merasa terbeban. aku tidak dapat memaksa tapi juga tidak dapt menahan.

biarkan saja air jatuh kebumi dengan perlahan menunjukkan rasa ingin mati dan tenggelam. tidak perlu membaca lagi. tidak usah melihat dan merasa lagi. bahkan sebaiknya tidak perlu kalian lihat tulisan ini atau si aku lagi.

biarkan semuanya mengalir dalam air masa lalu yang mengalir tanpa kenal kata kembali. kalau dikatakan kecewa memang benar tapi kalau tidak bisa apa-apa tidak ada gunanya juga. inilah caraku menyampaikan perasaan bukan hal yang mampu mengubah air menjadi es atau mengembunkan udara.
aku memang hanya melihat kulit karena memang hubunganku dengan semuanya hanya sebatas kulit. segera berganti begitu musim berganti. tidak perlu dijelaskan atau tidak perlu dibahasakan karena memang aku ini aneh dan tidak perlu diketahui membaca perasaan angin menolehkan pohon, membagi akar dan jutaan kode yang kubuat agar kalian tak mengerti, hanya supaya ketika aku menutupi aku juga membuka tanpa disadari. bukan berarti sebuah cerita tidak kenal akhir. tapi inilah kata sebuah buku dan terjemahan decoding sebuah komputer tentang dunia.

bukan apa yang aku katakan yang penting tapi apa yang aku rasakan bagiku itulah yang penting karena angin tidak adapt benar-benar bicara dan hujan tak mampu menyampaikna segalanya.

tak berharap lebih baik daripada kecewa, mati lebih baik daripada menjadi sibuk, menjadi bodoh terdengar lebih mudah daripada berpikir keras. selamat datang hari esok dan sampai jumpa hari ini dan masa lalu.

Oh good-bye days
I feel like things are changing now

roda yang berputar memang akan kembali tap itidak pada tempat yang sama. ssemuanya kabur dari penglihatan sampai pada hati yang tertutup kabut berbisiklah angin aku ingin dengar engkau menyanyi untukku agar aku dapat tersenyum seperti mata yang aku gambarkan dan seperti mimpi yang aku kejar. biar aku melihat dengan senyuman yang aku berikan tentang harapan dan masa depan yagn tidak aku tahu sama sekali tentang dunia yang berputar dan tentang poros bumi.

demi mimpi dan egoisme selamat datang masa depan! akuingin mencobanya sekali lagi aku tak puas jika tidak merusak dan bagiku ini tidaklah cukup karena aku ini memang egois dan tidak berkasih seperti yang kalian lihat dengan kacamata kalian. cukup bisa juga aku berkata dan bermulut besar segera aku kabulkan 3 keinginan kalian. lihat betapa besarnya dunia ini, hahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahaha
berisik sekali orang disekitarku mengajarkan hal baik tapi aku ini tuli kalau kalian tahu.

muka muram adalah identitasku, menjadi tak bersuara adalah ciriku, dan memang aku ingin ditemani tapi tidaklah aku paksakan karena tidak mungkin menyatukan kembali gelas yang pecah atau merekatkan kembali kepingan kaca.

biarkan saja berdera dalam kata-kata dan anggapanku karena aku memang tidak mengenal inginb mendekat tapi takut menyakiti ingin menjauh tapi minta ditemani lucu sekali yah?
biar saja dia merasa mati selam satu abad lamanya karena kata teman tidak ada dalam kamus besar miliknya.

bagi dia hanya benci dan kebohongan yang merata y7ang membuatnya yakin tentang dunia bukan dengan pembelokan mata atau pelepasan topeng, ideologi atau apa pun namanya yang menceritakan tentang cinta semua ada karena memang dikatakan ada bukan karena ada saat diminta tapi berkata sepi saat angin memanggil.

wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwk

liaht dunia ini punya banyak warna lihat disini aku menjadi orang gila! lihat aku tidaklah sendirian! lihat didunia ini semua orang mengatakan hal yang sebenarnya!

Bahwa tidak ada satupun di dunia ini yang tidak dapat dibenci.

Aku tidak kenal dengan dunia





















Aku lari ke hutan, kemudian menyanyiku
Aku lari ke pantai, kemudian teriakku

Sepi… Sepi dan sendiri aku benci.

Aku ingin bingar. Aku mau di pasar.

Bosan aku dengan penat,
dan enyah saja kau, pekat!

Seperti berjelaga jika aku sendiri

Pecahkan saja gelasnya biar ramai

Biar mengaduh sampai gaduh

Ahh.. ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang
di tembok keraton putih
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya?
Biar terderah,
atau… aku harus lari ke hutan belok ke pantai?









































Tell me how I'm supposed to breathe with no air



















I don’t want to have sad thoughts if I can help it
But they’re bound to come, right?
When they do, I’ll smile and say
Yeah hello! I hope I can call you
My friend…

















































































dan kulihat punggung...




Mazmur 116 : 1-19

Ini adalah bagian yang aku baca kemarin saat pagi...



116:1 Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku.
116:2 Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya.
116:3 Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan.
116:4 Tetapi aku menyerukan nama TUHAN: "Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!"
116:5 TUHAN adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang.
Aku mengalami kesesakan dan kedukaan tapi TUHAN sangat adil dan penyayang Ia mendengarkanku dengan teliti. Ia yang begitu pengasih dan merupakan tempat bagiku untuk menggantungkan harapan dan semua doa.



116:6 TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku.
116:7 Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu.
116:8 Ya, Engkau telah meluputkan aku dari pada maut, dan mataku dari pada air mata, dan kakiku dari pada tersandung.
116:9 Aku boleh berjalan di hadapan TUHAN, di negeri orang-orang hidup.
116:10 Aku percaya, sekalipun aku berkata: "Aku ini sangat tertindas."
Walau aku begitu hina, namun Dia mau menggandeng tanganku erat, tidak membiarkan aku bersedih dan memastikanku tetap aman di setiap langkah yang aku ambil. Dia memeliharaku dengan sangat teliti.



116:11 Aku ini berkata dalam kebingunganku: "Semua manusia pembohong."
116:12 Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku?
116:13 Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN,
116:14 akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya.
116:15 Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
116:16 Ya TUHAN, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu perempuan! Engkau telah membuka ikatan-ikatanku!
Aku sempat berpikir bahwa semua manusia itu adalah pembohong dan untuk memercayai mereka adalah suatu hal yang sulit begitu juga diriku sendiri. Bagaimana aku bisa membalas kasih-Nya yang begitu besar padaku? Dia telah membebaskan aku dari belenggu dosa dan Dia begitu mengasihi semua orang yang ada, lalu kenapa aku tidak melakukan hal yang sama?




116:17 Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama TUHAN,
116:18 akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya,
116:19 di pelataran rumah TUHAN, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem! Haleluya!
Dan kini, aku kan mendongakkan kepala untuk melihat kedepan karena tidak ada lagi di dunia ini yang mampu menyaingi kasih setia-Nya kini dan selamanya. Bagiku bagian ini menggambarkan tentang diriku selama beberapa hari lamanya, tapi aku akan berusaha bersemangat kini sampai selamanya.

Senin, 25 Mei 2009

Ketika Dunia Menyorotimu

Ketika dunia meyoroti dirimu dengan gemerlap cahaya dan ribuan mata yang memandang diri kita apa yang akan kita lakukan? Apa kita akan menjadi orang lain dan mengubah jati diri kita? Apa kita akan berusaha tampil sempurna ?

Ketika dunia memandang diri kita secara utuh, apa kita akan menutupi kekurangan kita dan menjadi orang lain? Haruskah kita berubah menjadi orang lain agar dapat diterima? Seringkali ketika kita tampil dihadapan dunia yang kita tampakkan adalah topeng.

Sampai kapan kita terus hidup dibawah sebuah bayangan? Sekarang aku mencoba berdiri dan menunjukkan aku di hadapan publik bukan karena ingin mencari perhatian atau popularitas tapi karena aku lelah menjadi orang lain. Biarkan aku menjadi berani dibawah terik sinar matahari bukan menjadi pengecut yang hanya mampu bernaungkan bulan.

Ketika dunia menyorotiku aku akan berpikir apa aku terlihat baik dan apakah aku harus melakukan ini? Jawabannya adalah tidak, dunia tidak akan berhenti menuntut dan keinginan dunia yang begitu besarnya seringkali membuat kita terbentur. Dan kini aku akan berteriak dengan lantang bahwa inilah aku! BUKAN sebuah topeng kesempurnaan tapi pribadi yang rapuh dan lemah, Dunia terlalu lama menatap kita dengan tatapan bengis ketidaksempurnaan kini waktunya kita melawan. Menunjukkan siapa diri kita dari sisi terburuk hingga terbaik tidak seperti iklan pemutih yang bertebaran di media massa.

Jika kalian berminat dan cukup berani menunjukkan diri didepan sorot lampu kehidupan, maukah berjalan bersamaku agar kita saling mendukung tanpa harus malu memperlihatkan luka dan bekas sayatan di setiap sudut hati. Bukan berarti tanpa sekat yang memperbolehkan siapa saja masuk tapi menjadi percaya dan menerima diri apa adanya.

Dan inilah yang diinginkan oleh Sang Pencipta agar kita menjadi diri sendiri, menerima diri tanpa bersungut-sungut, dan menyadari bagian kita masing-masing di dunia ini karena tiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan yang berbeda.

Sabtu, 23 Mei 2009

Found Me

How long have I been pretending
That I've forgotten how to dream?
Without any courage to open a tiny window
I waited for a miracle

I no longer have the innocence like I had
On that day when I hadn't lost anything, but

After I wipe away my tears
I'll be able to meet a new me
Even if I lose everything, there's something I can discover, so
One day, my indelible wounds
I'll be able to turn into my own kind of pride

I was always afraid of
The endless and invisible future
The scenery that changes when I start to walk
Will shine with light

You cannot erase your solitude, but I'm sure
You can share it with others

Nobody is all alone, so
I'll smile and be able to grow strong again
That's why when I'm lost, I'll remember the sky I saw once
And the answer I've been searching for
Will be in that place I dreamed of

After I wipe away my tears
I'll be able to meet a new me
Even if I lose everything, there's something I can discover, so
I'll never give up again



Found me OST Persona ~trinity soul~

Kamis, 21 Mei 2009

The Day

Sayu mataku ini duduk didepan komputer warnet dan tak tahu harus berbuat apa. LAgu dari playlist yang ada dalam flashdisk merambat naik mengiang ditelingaku dengan bantuan earphone yang disediakan sebagai fasilitas pasti. Sebuah lagu lama merembes masuk dalam otakku yang sedang kosong. Hari ini aku berharap menjadi hari yang lebih baru, kemarin aku telah berteriak dengan senangnya ke arah seorang dosen. Dua hari yang lalu aku menyindir seisi kelas yang tidak mendengarkan presentasiku. Dua hari yang lalu aku membentak tanpa ragu seorang temanku, tiga hari yang lalu aku berdiam diri dan tak mau bicara. Empat hari yang lalu aku begitu dendam dengan dunia.

Kemarin, aku pentas untuk yang keuda kalinya, kali ini di taman budaya, seluruh mata menuju pada satu titik penting di atas panggung sandiwara yang berisikan sekitar 22 orang, aku kesal dan marah tanpa mengerti apa penyebabnya, lalu ber-euforia setelah pentas selesai. Kepalaku masih pusing sekali, berjalan terhuyung ingin rasanya menabrakkan diri kemana pun. Lalu, sebuah mimpi beterbangan dalam memoriku mengenang semua hal manis dan tersenyum.

Hari ini, untuk yang ketiga kalinya aku melihat sesi "penembakan" yaitu B**** 07 yang menyatakan cintanya pada N*** 08 yang keduanya adalah anak musik dalam KRST dan jawabannya adalah iya. Entah kenapa aku ragu dengan jawaban N*** karena dari pengalamanku mungkin itu hanya sebuah euforia sesaat atau mungkin rasa tidak enak aku tidak mengerti. Aku mempertanyakan apa itu cinta, apa seorang yang berpacaran hanya didasari sebuah euforia dan cinta sebelah tangan? Atau Pacaran adalah sesi pengenalan diri dua orang yang telah meyakinkan diri dengan pilihannya bukan karena euforia?

Hari ini juga Yudita 07 ulang tahun dan dirayakan benar-benar setelah pentas sekitar pukul 12.00 teng, kemarin benar-benar melelahkan entah apa yang aku inginkan sekarang semuanya berantakan, dan tak kulihat orang yang cukup dekat untuk kuajak bicara. Atau aku yang tidak mencarinya?

Sebuah sms yang tidak tepat waktu, rasa ingin tahu yang berlebihan, pencegahan yang justru mempercepat, kekcewaan yang mendalam, dan perasaan sendiri yang akhir-akhir ini kembali menghantui membuatku bertanya sebenarnya apa yang aku lakukan selama ini? Satu tahun dan masih ada orang yang tak kukenal dalam satu angkatan psikologi ini.

Ya Tuhan, pegangi aku agar tak jatuh. Genggam tanganku agar aku tak tersesat, butakan mataku agar aku tak melihat yang lain, aku bingung aku ingin mencari kehangatan sosok-Mu yang tidak kutemukan belakangan ini. Aku lelah namun tak ada yang menopangku, aku bingung tapi tak ada yang dapat kutanyakan, aku kesal tapi tak mampu memaki, dan aku benci terus begini. Bapa biarkan aku berbaring di dekat-Mu karena aku tak tahu lagi harus kemana, semuanya sama saja aku tidak suka. Semuanya, tanpa terkecuali sama saja aku sudah tak mampu percaya pada siapapun, termasuk dengan teman atau keluarga semuanya pembohong!



Kenapa kamu diam?
Pembohong. Kenapa kamu lupa?
Kamu adalah orang yang melilitkan lidah demi kebenaran lakukan saja apa yang menurutmu benar. Dalam dunia yang kamu tinggali aku tidak memiliki tempat.
Semakin keras aku tertawa semakin besar dosaku semakin sakit hatiku.

Aku memang menyebalkan. Aku memang mengganggu iya kan? Ayo teriak padaku. Aku tidak minta dimengerti aku hanya minta ditemani.
Tapi kenapa rasanya begitu sulit? Apa karena aku terlalu memaksa? Apa karena aku yang tak pernah puas?
Atau karena aku memang tidak boleh mempunyai orang yang dapat kupercaya?

Kenapa cinta harus...?

Kenapa yah orang itu menyebut jatuh cinta bukan bangun cinta? Cinta itu kan dibangun, dipupuk sedikit demi sedikit dan nantinya akan terasa indah bukan? OK, pertanyaan ini terasa agak masuk akal tapi siapa yang akan peduli atau mempermasalahkan hal kecil kayak gitu? Jawabannya adalah hampir nggak ada, ok ayo kita lihat blog uzzy sebentar, lirik aja, nah disana dia nulis kalo dia ingin membangun cinta pada yang Di Atas, bangun cinta bukan jatuh cinta!

Pertama, mari kita lihat dari susunan katanya, Jatuh itu kan tidak sengaja atau tidak dapat dikendalikan mau jatuh atau nggak, tapi kalo bangun itu udah ada pemikiran bahwa aku telah menentukan pada siapa aku akan membangunnya kalau jatuh itu masih bias alias nggak tahu kapan datang atau muncul. Dengan kata lain, seolah menganggap baik aku akan jatuh cinta pada orang itu.

Kedua, setelah tahu definisi kata jatuh next ayo bahas menurut Dee yang ditulisnya dalam Recto Verso, disitu ada sebuah cerpen yang menggambarkan bahwa cinta itu diibaratkan sebagai air yang mengalir dari atas kebawah dan bukan sebaliknya-Artinya cinta itu selalu memberi-aliran air ini selalu berubah kadang turun dengan derasnya namun kadang kala tiba pada lautan dan menyebabkannya berhenti mengalirkan kasih kepada yang tercinta.

Next, ayo bahas kenapa cinta itu buta. Jujur, aku nggak merasa kalo teori tentang cinta itu buta benar, karena cinta itu tidaklah buta dia melihat dengan perasaan dan menilai dengan hati. Dalam KBBI alias Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikatakan bahwa buta adalah kondisi dimana tidak mengerti akan sesuatu yang berkaitna dengan hal tertentu dalam hal ini tentu saja konteksnya tidak mengerti cinta. OK, bolehlah tapi aku lebih setuju kalo bilang cinta itu bisu karena dalam KBBI juga, bisu adalah suatu kondisi dimana tak mampu menjelaskan apa yang dirasakan dalam hal ini tentu saja tidak mampu membahasakan cinta.

Kata orang tidak ada yang lebih membingungkan dari cinta, dari mana mereka tahu itu adalah cinta kalau mereka bahkan tidak mengerti? Karenanya aku menyebut cinta itu bisu, mereka merasakannya tapi tidak mampu mengutarakannya dan pikiran pun tak mampu melakukan decoding terhadap hal ini yang membuat orang menjadi bisu.

Kenapa tanda cinta itu adalah pengorbanan? Karena dalam sesi pengorbanan ada inti yang mampu memberi pengertian tentang aku mencintaimu lebih daripada aku mencintai diriku sendiri, misalkan jika seorang ayah bilang mencintai kita tentu saat kita ada dalam bahaya dia akan datang menjaga kita agar kita selamat bukan mengutus orang kepercayaannya untuk menolong kita dan ayah kita hanya menonton sesi pertolongan tersebut, mudahnya seperti itulah.

Kenapa di film percintaan seringkali ada sesi maut? Karena ada sebuah Mindset bahwa hal yang paling kuat didunia ini adalah maut, dan hanya maut yang mampu memisahkan satu orang dengan yang lain sampai batas waktu yang bahkan tidak diketahui. Sepertinya lagu cinta juga beberapa bertema maut karena adanya hal ini. Tapi ada juga yang menulis bahwa Cinta itu kuat melebihi maut, makanya demi mendramatisir keadaan maka dalam dongeng dikatakan cinta mampu menembus berbagai rintangan seperti putri tidur dan segala yang berbau cinta dengan putri yang disandera, penyihir yang iri hati, dan pangeran berkuda putih sering menggunakan alur cerita yang melebihkan cinta. Akibatnya dalah kekecewaan karena cinta ternyata tidak selalu manis seperti yang ada di anime atau manga! Percayalah.


Mundur

Dari waktu sekarang ini telah kucoba menghitung mundur. Menghitung tiap detik dalam hidupku dan waktu yang berlalu bagaikan angin. Hitungan mundurku telah sampai pada angka yang tak mampu ku sebut lagi hitunganku telah sampai pada waktu ini, waktu yang mengantarkanku pada kesempatan berdiri di depan layar. Terlalu lama. Waktu telah kubuang dan kubakar habis dalam api yang penuh sia-sia segala waktu dalam duniaku perlahan menguap ke udara mengambang dan tak akan kembali pada saat semula. Semuanya menguap terevaporasi dengan sangat sempurna sehingga tak kusadarai semua hitunganku telah sampai pada angka yang tak mampu lagi kusebutkan. Roda waktu berjalan begitu cepat, merambat menciptakan rantai sesak antara paru-paruku.


Semuanya berakar dari satu titik dimana yang kugenggam lenyap dan menguap. Selalu kucoba menerka apa yang ada dibalik awan, ada apa disana dan bagaimana pemandangan dari sana. Aku tarik benang merah takdirku perlahan mencoba memutuskan segalanya dan kembali lagi pada angka nol. Ya, nol yang berarti segala kemungkinan dan ketidakpastian, nol yang berarti semua yang ada tidak lagi lagi berarti karena nol, dan nol yang berarti awal dari segalanya. Aku ingin kembali ke nol pada awal dan me-reset semua yang ada.


Gemertakan gigi dari makhluk beroda empat menderu siang malam, tak perlu lagi menunggu tak usah lagi menanti, semuanya hanyalah mimpi satu satunya yang bisa diharapkan di dunia ini hanyalah diri sendiri. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang layak dijadikan tempat berpijak termasuk orang terdekat. Entahlah, aku juga tak mau berharap tapi ternyata dengan bodoh aku berharap dan akhirnya kecewa. Lelah. Kini, aku kembali pada titik nol entah dengan yang lain persetan dengan semuanya itu, aku tak peduli.


Hati ini tak perlu bicara lagi, karena semuanya terlalu jauh untuk mendengar. Karena gemertak roda gigi itu telah membuat semuanya tak mampu lagi mendengar satu dengan yang lain. Ada sebuah gambar, di sana ada sebuah pohon mati yang dikelilingi dengan rumput yang tumbuh subur di sebuah tebing. Cukup sudah untuk menggambarkan hatiku, semuanya sedang sibuk semuanya memiliki dunia sendiri semuanya tidak layak untuk di lirik bahkan sedetik saja.


Pergi dari hadapanku, lelah aku berharap semuanya tidak ada yang benar dan pada akhirnya yang menentukan hidup ini ya aku sendiri. Nol. Semua yang aku lakukan selama ini adalah sebuah angka nol besar yang bagi orang lain tidak terlihat seperti itu. Aku yang sekarang begitu serakah dan tidak akan melepaskan apa yang ada di depanku sekalipun harus membunuh atau mati sekalipun karena aku sudah mengatakannya bahwa saat aku bangkit nanti aku akan menghancurkan. Aku tak mengenal apa itu kasih karena kasih itu sendiri terasa jauh bagiku, tak ada seorang pun yang mampu kuajak bicara semuanya sibuk dengan nol yang menjepit.

Sabtu, 16 Mei 2009

14 Mei 2009, jam 11 malam.

Aku ingin tertawa, karena hari ini aku begitu rapuh dan bodoh. Aku ingin menangis karena tak ada yang mampu kupercaya. HAHAHAHAHAHA Andai saja kau lihat wajahku saat itu, mungkin dengan tawa lepas kamu akan menatap wajah senduku. Aku tak ingat lagi memiliki orang yang mampu kuajak berbicara, yang muncul adalah bayangan tawa mereka. Sebut saja aku bodoh dan menyebalkan karena aku memang begitu. Itu adalah hal yang tidak bisa diubah iya kan?

Coba saja melangkah digelapnya malam kala itu, mungkin kamu akan menemukan wajahku yang lusuh. Aku tak tahu harus menghubungi siapa, dua orang yang kuhubungi tidak menyanggupi apa yang aku minta. Aku meminta orang luar dan dia menyanggupinya. Aku menghargainya tapi kemudian merasa tak enak dan menyatakan sebaiknya tak usah. Pukul 23.30 malam hari tanganku mengetik sebuah sms dan mengirimkannya ke satu-satunya nomor malam itu, sekitar empat pesan kukirim tanpa membuka balasan yang diberikan karena memang pada awalnya aku berharap dia sudah tidur dan tidak membaca tulisan itu.

Dan balasan yang kudapat adalah amarah, seperti yang sudah kuduga. Aku tahu akan dimarahi tapi aku tak tahu mengirimnya pada siapa. Aku mengirimkan padanya dengan harapan segera dihapusnya pesan tersebut dan tak perlulah diungkit lagi. Setiap kali tuts handphone kutekan, saat itu aku merasa perlahan salah satu bagian dariku akan hilang bersama dengan menetesnya embun dipipiku.

Sepertinya jiwaku sudah lelah, tapi karena hari yang baru ini aku akan bertahan setidaknya didepan.

Jumat, 15 Mei 2009

Diam

Aku tertawa sendiri
Menangis di tengah malam sepi
Dan sendiri kini meratap langit
Kenapa hujan tak kunjung tercurah?
Aku lelah dengan matahari

Seperti batu yang terbuang
Diam... Tak bergerak dan berdetak
Hanya mampu menatap punggung
Kenapa tidak ada yang menoleh kebelakang?
Atau haruskah aku bergerak?

Sebut saja ini mimpi yang menggelitik
Katakan pada langit aku menangis
Berjalan diantara muram sepi
Kenapa tak mampu aku didengar?
Atau haruskah ku berteriak dan menggertak?

Selasa, 12 Mei 2009

Adi...

Adi adalah satu-satunya yang belum pernah kuceritakan sebesit pun dalam blog ini. BAiklah Adi aku pinjam namamu yah! Iya nggak apa-apa. Bener? Iya pake aja. OK *SLAPPED*

Terkadang aku merasa sulit sekali memahami apa yang Adi pikirkan, seolah dia hidup di dunia yang berbeda sama seperti Zdk, aku tak mengerti tapi entah bagaimana aku merasa Adi memancarkan aura sedih dan sendiri seolah setiap tindakan yang dilakukannya hanya mengisi waktu luang. Mungkin aku salah, dan mungkin saja Adi sendiri akan menyangkal hal ini.

Sering kali teman satu kelas mengeluarkan suara kecewa saat Adi berbicara, aku tak begitu paham yang aku pahami adalah hal dari kacamataku bahwa Adi seringkali dianggap si empunya pengetahuan dan ketika dia bicara dialah yang paling mengerti apa yang dikatakannya, sama seperti Zdk melilitkan lidah demi kebenaran yang dipegangnya.

Aku melihatnya sebagai satu titik ketidakadilan, kenapa ketika seseorang mau membagi pengetahuannya membagi idenya ia malah mendapat cerca? Apa budaya Indonesia seperti itu? Barang siapa menonjolkan diri akan kami jauhi karena dia lebih pintar dari kami. Apa iya? Aku juga sama bosannya menanyakan hal yang aku tak pahami karena memang banyak hal didunia ini yang tak aku mengerti. Aku menganggap Adi adalah orang yang memiliki pengeteahuan lebih banyak daripada diriku. Dan setiap yang dikatakannya terdengar begitu meyakinkan dan tak mampu dilawan olehku.

Adi adalah makhluk lainnya yang tak dapat disentuh oleh lenganku, orang yang mendekatinya pun terasa sulit bagiku seolah ada tembok besi yang menghalangi apa yang kami bicarakan. Semoga suatu hari nanti aku dapat mengerti sosok Adi. Bagi teman yang lain mungkin Adi terlihat seperti filsuf dengan teorinya yang dapat membantu dirinya membenarkan diri. Bagiku Adi membutuhkan orang yang dapat diajak berdialog secara seimbang dan aku tahu itu bukan aku.

Maaf ya kalau salah!

Lelahku...

Aku kira dengan berlari kencang aku bisa menyaingi angin
Aku kira dengan berdiri tegak aku dapat menyaingi karang
Hari ini ombak menabrakkan diri padaku
Menghempasku... menyudutkanku hingga tak mampu ku bergerak
Sudah cukup aku berdiri dan berlari
Aku benci menunggu dan sendiri

Aku ingin berteriak
Aku ingin bergerak bebas
Sebuah cermin terpampang dihadapanku
Kenapa semua yang kulihat hanya dusta?
Kenapa semua menerbangkan diri bersama angin?

Lelah aku menanti sendiri
Menatap punggung yang tak mungkin aku dekati
Memainkan jemari seolah mampu mencengkeram langit
Kenapa semua hitam?
Kenapa semua terdiam dan menangis?

Senin, 11 Mei 2009

Birhday in Pain!

Wah muncul lagi nih seri "day in pain" hehehe, kali ini terjadi pas ulang tahun (hiks) yup tepatnya 7 Mei silam (alah) terjadilah peristiwa yang memaksaku tidak mengikuti kuliah psikologi sosial Pak Fauzan Heru Santoso. Seperti biasa penyakit kali ini juga berhubungan dengan perut (why it's always my stomach? ARRRGHHHH) Dan berhubung hari itu hari Kamis, dengan suhu dan kelembaban yang bikin males akhirnya aku meminta Kakak angkat "Seperguruanku" yaitu Fatrik-Senpai untuk mengantarkan aku ke suatu tempat disebelah Utara, tempat ini tidak lain dan tidak bukan adalah GMC, Global Medic Center (kalo gak salah) yang merupakan kebanggan kalo ku sakit karena nggak usah bayar, maklum anak kost.

Pada hari itu, aku coba untuk sms beberapa teman sekelas dengan harapan mereka akan memberi respon yang baik dan memberitahu kepada Pak Fauzan perihal sakitku ini yah walaupun sebenarnya aku juga sudah sms Pak Fauzan sih. Terus, akhirnya sms Fatrik-Senpai untuk minta diantar ke GMC jam 8 pagi tet, ternyata nggak bisa pas jam segitu. Jadi marilah dengan sabarnya hamba ini menunggu kedatangan kakak tercntanya sambil terbaring bolak-balik diatas kasur dan ketika Kak Fatrik tiba langsung saja hamba yang hina dina ini bergerak mengambil handuk dan peralatan mandi lainnya dan... Mandi tentunya saudara-saudara sekalian hehehehe.

Selanjutnya dengan bekal seadanya, Alkitab dan berbagai buku juga filechase, kami melesat menuju puncak gemilang cahaya bersatu jadi tawa sejati pasti berjaya di akademi fantasi... *SSSSLLLAAAPPPPEEEEDDD* alah jadi nyanyi nggak jelas, OK kami melesat menuju atas alias arah UTARA dan sesampainya di GMC seperti biasa dokter disana mampu melakukan diagnosis secepat kilat yang tidak akan dapat dipahami oleh manusia biasa. (Apa coba?) Yah, tidak lebih dari 10 menit pemeriksaan selesai dan kami melesat ke lokasi kedua yaitu ATM, ya benar sekali makhluk yang divonis KEMBUNG oleh dokter kilat di GMC ini tidak memiliki uang alias BOKEK cuy! Setelah melakukan penarikan tanpa adanya perlawanan yang berarti dari mesin ATM di sudut biru Heri keluar dengan membawa hadiah berupa uang sejumlah *TIIIIIT* yang masih dalam bentuk rupiah tentunya dan akan dipakai untuk membeli buku dan mengisi perut.

Selanjutnya kembali kami melesat melaju bersama angin dengan tujuan ke Food Court UGM yang kebetulan (atau memang didesain?) dekat dengan ATM + GMC di perjalanan, kami menemukan sebuah teka-teki yang menyeret kami ke sebuah dunia dimana Yang Mulia Cao Cao masih hidup! Dan kami berada diatas perahu saat pertarungan Red Cliff atau Battle of Chi Bi ini merupakan pengalaman terhebat dalam sejarah hidupku dan dunia manusia! Tapi sebenarnya kami tidak pernah sekalipun terseret ke dunia manapun terlebih dunia dimana Yang Mulia Cao Cao masih hidup terlebih dengan pemandangan menakjubkan di Chi Bi tidak terima kasih! Selama anda menikmati cerita ngawur yang saya tuliskan dari dalam benak saya sendiri ternyata cerita ini telah sampailah pada pintu gerbang kemerdekaan yang adil dan makmur diringi dengan Motor pinjaman Fatrik-Senpai yang kini telah sampai ke Fakultas Psikologi dan tersadarlah diriku bahwa sesungguhnya... Aku sedang berada diantara dunia Paralel yang menyatu sama lain dengan bukti adanya "diriku yang satu lagi" yang muncul dari salah satu Millenium Item sehingga akhirnya aku menyimpulkan bahwa aku terlalu suka mengarang bebas dengan asosiasi bebas bin ngawur dan sulitnya diriku menerima kenyataan seperti misalnya Fatrik-Senpai yang lupa aku belum makan. Setelahnya, tubuh Fatrik-senpai diterpa oleh angin dari arah depan meyisakan punggungnya untuk kunikmati dari jauh.

Setelah menikmati Gas yang keluar baik secara anal maupun oral (tidak usah dibayangkan!!!!) akhirnya kembung pun mulai terasa reda, dan aku kembali melanjutkan kegiatan ke gedung kuliah dengan langkah berat dan sepintas teringatlah sebuah iklan dengan kata yang paling aku ingat "Keram?" kalau dalam situasi dan kondisis yang sedemikian menyebalkan saat itu pasti akan kujawab "Iya, nyet!" Tapi berhubung tidak ada yang mempertanyakan yo weis lah Teu naon-naon yang penting jalan aja dulu. Setelah kuliah kepribadian yang aneh dengan dosen yang tidak berbeda jauh aku sms Fatrik-Senpai untuk melakukan sebuah ritual yang telah disepakati akan dimulai jam 1 hari Kamis dengan pokok ritual pendalaman "ilmu" kami tapi sebenarnya kami tidaklah memiliki ilmu dan hanya akan melakukan pendalaman agama di dalam SekBer.

Fantasi Liar milik saya tidak berhenti berlari sampai disitu, setelahnya saya pergi ke kamar mandi dan membayangkan sesosok female yang tidak memakai sehelai kain pun dan disana saya tidak tahan lagi untuk segera menuntaskan apa yang saya mulai, perlahan tapi pasti dan dengan tekad yang bulat saya membasahi lengan saya dengan air kemudian mengusapkannya pada bagian vital saya kemudian... saya merasa lebih segar... eits jangan ngeres! gw cuma cuci muka karena suntuk dan yang gw bayangin itu gimana bedainnya sama ular yang jantan hehehehe >.<

OK, back to Fatrik-senpai karena Hari sedang ngambek dan tidak bersahabat akhirnya dia dengan joroknya meneteskan ingus, liur, dan air mata dengan derasnya hingga basahlah jalanan, karena bingung mau nunggu dimana akhirnya "kost" kedua menjadi pilihan utama dalam menghabiskan waktu. Selagi hamba ini mendekam dalam sekat bersebelahan dengan SekBer ternyata tak kuduga tak kusangka semua terjadi *SLAPPED* ah nyanyi lagi deh. Nggak, jadi pas ntu ternyata Fatrik-senpai datang tapi karena waktu menghalangi durasi pertemuan dua sosok PRIA ini akhirnya kami mengikat janji untuk melakukan pertemuan antar LELAKI di SekBer hari Selasa ini jam 1 teng.

Yah itulah cerita Day in Pain yang ketiga, ternyata nggak selamanya sakit itu dapat menghentikan aktivitas kita dan jika kita mau berusaha pasti ada jalan mewujudkan hal itu! SEMANGAT!
SEMANGAT!!
SEMANGAT!!!

O iya dah lama nih, song of the day is Brand new Day!
Dan word hari ini adalah i don't want you to always be protecting me! i wanna protect you too!
this life, even if i lose it will still protect you, hasil mungut dari Animonster beberapa hari yang lalu.

Sebuah surat untuk Ayah disuatu tempat dan suatu waktu....

Ayah, ingin rasanya aku pulang dan menatapnmu secara utuh. Ayah, ingin aku melihatmu walau dari kejauhan. Ayah, andai saja engkau melihatku sekarang, engkau pasti akan merasa marah dan jijik terhadap diriku. Ayah, semoga engkau selalu sehat.

Ayah, kemarin aku bermimpi indah sekali, dimimpi itu ada Ayah, Ibu, Kakak dan aku kita semua pergi berekreasi dengan canda sepanjang waktu. Ayah, ingat tidak saat aku belajar bersepeda? Ayah selalu menyemangatiku waktu aku jatuh dan tidak pernah meninggalkanku. Rasanya senang sekali.

Ayah, maaf karena aku tak mampu membuatmu bangga. Karema aku telah melanggar janjiku padamu. Ayah maaf telah membuatmu kecewa, aku tak mampu menjaga diri. Ayah, maaf membuatmu menangis, mulai saat ini aku tak akan membuatmu menangis lagi karena segera aku akan mengemas semua barangku dan kenangan tentang diriku. Maaf ya Ayah.

Ayah, aku tak pantas menerima semua pemberianmu lagi. Aku telah jatuh dan terpuruk sangat dalam, aku ini terlalu hina untuk datan padamu dan tidaklah sepadan jika dibandingkan denganmu atau Kakak. Untuk mengetuk pintu rumah pun aku tak berani.



"Tidak apa, Ayah menerimamu apa adanya. Ayah akan selalu menunggumu untuk makan semeja lagi bersama Ibu dan Kakak. Disini, kamu tak perlu menjadi orang lain tak perlulah kamu pergi lagi. Ayah tak mau dirimu berjalan tak tentu arah, biar Ayah membantumu karena Ayah ada disini."

Ayah, terima kasih karena engkau tidak pernah meninggalkanku yang hina ini. Ayah, terima kasih telah menungguku dan memaafkan aku. Ayah, terima kasih karena engkau tidak menolak diriku ini. Terima kasih Ayah karena Ayah selalu ada disini.

Jumat, 01 Mei 2009

Kenapa menunggu?

Untuk apa semua penantian ini?
Untuk apa Semua tindakan ini?
Untuk dikatakan setia?
Untuk dikatakan "SO sweett"?
Atau menanti untuk memberi dan menerima tanda cinta?

Kalau hanya untuk dianggap setia atau "so sweet" untuk apa menahan rasa sakit dan menatap dari jauh? Jika bukan masokis, bukankah pantas sebuah kebahagiaan bagi seluruh orang? Tapi betapa pengecutnya karena tak mampu menyatakan rasa dengan tegas, mungkin baginya tetap saja pandangan sebatas teman tidak berubah. "Seandainya jadi milikku" hany seandainya, kenapa saat diceritakan orang hanya berkata "so sweet"? Apa itu membantu?

Tidak! Tidak butuh sama sekali! Kebutuhan yang lebih penting adalah solusi jawaban bukannya perasaan empati! Andai tanda itu tidak pernah ada, andai rasa itu mati saja, karena dia terlalu baik dan indah.

Jika memaqng menanti untu kmemberi atau menerima tanda cinta, banyak cara telah ditempuh untuk melupakaan dan berpaling darinya. Tapi mengapa dia kembali menghantui, menyusuri pikiranku saat ditoko, mengambang di udara kamar. Ayolahjanga lihat yang yang lain selain daripada yang menantimu disini. Janganlah terbang ke arah lain. kebebasanmu adalah yang paling penting. Dan yang menyedihkan bukan karena engkau begitu jauh dari jangkauan tapi karena yang dipilihnya bukan seseorang yang menanti disini.

New

...Sebiru langit...
...Sekokoh akar...
...Sehangat mentari...
...Serupa tarian bulan...
...Sebebas Angin...
...Tapi bukan aku...


Seberapa banyak waktu yang telah kuhabiskan untuk menulis hal yang rancu, kode-kode seperti Da Vinci code yang tidak terpecahkan. Aku ingin membentak dan berteriak, aku ingin hujan membasahi dirikum aku ingin menembak kepalaku dengan handgun atau menusukkan enam bilah pedang ke arah jantungku. Aku ingin membumi hanguskan diriku beserta rantai bernama moral pada diriku. Bukan tentang aku tapi siapakah aku ini.

Lelah aku bicara tentan akar, angin, air, hitam, bulan, atau cahaya. Aku ingin berontak dari tubuhku sendiri keluar dari berbagai rutinitas dan merasakan bahwa aku ini hidup bukan seperti mesin yang monoton dan bekerja seolah dirancang dan disusun sedemikian rupa. Root, Rebellion, death, silence, sorrow, sunlight, moon, sword, fool, hangedman, lovers, dan hermit adalah kata yang menelusup ke otakku dengan kecepatan tinggi dan menerjang bagai ombak, memecah pikiran dan emosi.

Aku telah mencoba berbagai car untuk berlari dari diriku, aku ingin mencoba hal baru atau hal aneh, ya seandainya aku seorang schizoprenia mungkin akan ada hal yang terasa lebih baik, tidak ada yang akan mempertanyakan hal yang aku lakukan dan kenapa aku melakukan hal itu. Aku ingin menjatuhkan diri ke tanah agar dadaku tertekan hebat. Tubuh ini sudah sangat sakit begitu pula dengan pikiran dan hatiku. Aku ingin terbang, berlari, kemudian menghilang dengan bebas. Lenyap. Aku lelah disalahkan dan membuat orang lain merasa bersalah. Dan akhirnya aku ingin bertanya kapankah aku mati?