Selasa, 22 Februari 2011

Mengapa dirimu muncul kembali?

Kenapa bayangmu hadir kembali saat aku berjalan di bawah teduhnya malam? Dahulu aku yakin telah melarikan diri dari sosokmu yang selalu membuatku tersenyum. Mengingat akan dirimu adalah suatu masa yang pahit karena kita tak mungkin bersama. Dirimu berada di ujung dunia yang berwarna putih, sedangkan aku terjebak dalam dunia yang gelap. Memoriku masih merekam dengan jelas sosokmu yang kerap hadir menghiasi duniaku, siang maupun malam. Membuatku semakin sulit menghapus dirimu dari dalam ingatanku.

Kenyataan bahwa aku tidak sedang bermimpi membuatku semakin terluka. Dirimu begitu nyata hadir dalam setiap lamunanku, kastil yang terbuat dari mimpi tentangmu. Andai saja aku sedang bermimpi, kuharap aku bangun dengan segera dan mendapati dirimu yang nyata ada sisiku. Aku hanya mampu menyentuhmu lewat mimpi. Tapi itu jelas tak mungkin. Karena dirimu terlalu nyata untuk masuk ke dalam dunia seorang pemimpi sepertiku. Terlalu nyata untuk kusentuh dalam mimpi.

Berkali aku mencoba memberikan sebuah kode kepadamu sebagai sebuah isyarat bahwa aku memerhatikanmu. Sadarkah dirimu yang ada disana? Kenapa dirimu tak berpaling ke arahku? Apa karena kode yang kuberikan tidak jelas? Atau karena dirimu memang tak bisa masuk dalam dunia pemimpi?

Aku tak bisa melupakan caramu membentuk sebuah lengkungan di pipimu. Aku tak pernah lupa bagaimana duniamu bertubrukan dengan duniaku. Satu hal yang paling kusukai tentangmu adalah bagaimana dirimu mau bekerja keras. Sikap pesimismu yang membuatku semakin tak bisa melupakanmu.

Aku membayangkan dirimu akan menjadi seorang ibu yang baik. Seorang yang bisa menjadi sahabat dan sosok yang dekat dengan anakmu kelak. Kemudian dirimu akan berada disebuah rumah dengan halaman yang teduh. Pepohonan seolah bernyanyi mengikuti irama nina bobo yang kau lantunkan untuk si mungil. Tatapanmu teduh menenangkannya. Dengan sedikit bercanda dirimu mengimajinasikan apa yang terjadi padanya kelak. Di sebelahmu duduklah seorang laki-laki yang menatapmu dengan penuh kasih yang lekat. Seolah dirinya tak menginginkan dirimu menjauh. Tak lama aku tersadar dengan perih dalam hatiku, menyadari bahwa laki-laki itu tak mungkin diriku.

Aku tak pernah menjadi sosok yang kau inginkan. Kriteria yang dirimu sebutkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada padaku. Aku berdiri di daerah hitam tetapi dirimu berada di daerah putih yang bersinar. Kita dipisahkan sebuah jurang lebar yang membuatku tak bisa mendekatimu. Aku pernah mematikan perasaan ini agar aku tak bermimpi terlalu jauh. Tidak terbang dengan impian yang tak mungkin terwujud. Tapi dirimu kembali datang dalam tidurku sekarang. Dan siklus yang sama kembali terulang. Kemudian di atas semua itu aku harus kembali berusaha mematikan perasaan ini kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar