Minggu, 18 September 2011

Adiksi menulis

Menulis. Sudah lebih dari dua bulan tidak kulakukan kegiatan itu. Rasanya seperti terlepas dari peredaran. Tidak ada yang bisa dinyatakan, tidak ada yang tersampaikan. Hanya musik mp3 yang terdengar dari kamarku. Berteriak ke dunia luar tentang apa yang aku rasakan dan alami. Teriakkan yang bisu. Saat ini aku bahkan tak tahu apa yang tengah aku tulisankan. Apa yang akan terlahir dari cuap-cuap jemari di tuts keyboard ini. Tidak ada arah, tak ada tujuan. Hanya memuaskan diri dengan untaian kata. Berbincang dengan layar LCD yang menatap secara langsung. Seandainya aku dapat berbicara dengan lebih berani dan lantang, tentunya saat ini tak akan ada tulisan ini.

Menulis, seperti sebuah candu bagiku saat ini. Setiap harinya ada saja yang ingin aku bahasakan tapi tak tahu harus bagaimana. Setiap pengalaman dan pemikiran yang muncul ingin kubahasakan. Ingin kutukar dengan pengalaman orang lain. Semakin hari perasaan ini makin menggerogoti, terasa sesak. Seperti udara telah direnggut dari hidupmu, sebuah kesesakkan yang tak tergambarkan. Ingin berteriak meminta tolong rasanya tidak mungkin. Aneh.

Ya, sepertinya tidak ada yang dapat menggambarkan keinginanku menulis selain yang telah aku nyatakan. Biar kalimat ini terus membisikkan yang tak kuucap. Jadilah tulisan ini sebagai nafasku, jadikan tulisan ini sebagai medan pemaknaan baru dalam dunia yang akan ku hadapi selanjutna. Sebuah track record, teman seperjalanan yang dapat kuandalkan dan selalu mendengar. Rasakanlah, hela nafas yang aku bahasakan. Pengalaman hidup, pemikiran, cerita, impian, dan kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar