Sampai jumpa lagi konduktor! Mungkin lain kali ada waktu untuk berbincang dan memutar waktu sial. Mungkin aku bukanlah orang yang dapat diandalkan, karenanya aku tak mengerti apa pun. Hanya saja, aku ingin menitipkan sedikit cahaya--sebuah hadiah kecil yang kuharap mampu memecahkan keraguan--tak perlu aku menjadi seperti dirimu atau menjadi seperti bintang.
Aku ingin bilang selamat tinggal seandainya aku tak mampu bersama dengan kalian terus di orkestra kecil itu. Aku hanya berpikir bahwa aku terlalu membebani dan aku merasa tidak nyaman tidak mengetahuinya, aku tidak mau tertinggal sendirian. Aku tak mau meninggalkan tapi selalu saja aku bersedih ketika mendapati aku tak mampu membantu bahkan tidak ada yang memberitahuku apa yang terjadi. Rasanya aku ada diluar dan karena aku ini bodoh, aku tidak akan tahu jika tidak diberitahu.
Setiap kali aku mendapatimu diam, setiap kali selalu saja terasa kaku bagiku entha apa yang kau rasakan. Tapi aku selalu bersedih karenanya, karena aku tertinggal. Dan tak mampu mengejar, mungkin itu hanya alasanku saja tapi aku ingin kau tahu terkadang aku bersedih karena mendapati bahwa aku tak mampu melakukan apa pun. Bahwa aku tak mengetahui apa yang sedang terjadi. Karenanya aku sempat berpikir untuk mati.
Memimpikan simponi yang tak terbatas, memikirkan segala kemungkinan dan mimpi. Aku ingin lepas dari ketakutanku dan yang kudapati adalah pelarian diri. Semoga saja ini hanya perasaanku. Konduktor, selamat menikmati liburan!
Hei anggota orkestra! Senang rasanya dapat bermain lagi dengan orang hebat seperti kalian, orang yang kubutuhkan. Sebenarnya ingin kuakui bahwa kalian adalah orang yang terlalu hebat dibandingkan aku. Tapi karena aku lemah maka aku dikuatkan dengan adanya kalian, aku ingin kalian pun melihat konduktor dan membantunya agar orkestra kecil ini berjalan baik. Bukan dengan menembak pada angkasa tapi meluapkan mimpi bersama. Debu bintang.
Aku tahu aku tak berhak berkata begini tapi rasanya aku akan pergi cukup jauh. Itulah yang dikatakan perasaanku, dan aku mempercayainya. Lebih dari orang disekitarku, ya inilah yang mampu kupercayai. Sebuah suar kecil dalam hatiku yang bukan muncul dari pemikiran detail dan kritikan yang sering kulakukan melainkan sebuah pernyataan murni tentang hal yang kurasakan. Karena tahun ini akan ada banyak yang hilang, aku ingin sekedar berkata sampai jumpa atau mungkin selamat tinggal lebih tepat.
Aku sedang ingin menangis, sudah dua minggu. Tidak lebih dari itu, aku ingin bercerita tapi tak mampu membebani yang lain. Dan karena sebagian dari kita telah kembali pulang aku rasa ini saat yang baik untuk berkata bahwa aku sangat iri hingga menusuk ke tulang. Aku pernah melukai seseorang dengan egoisnya karena aku tak mampu menahan rasa bingungku dan sepi yang menyerang, setelah itu aku tidak tahu harus berbicara dengan siapa. Aku ingin menangis.
Selamat tinggal, jangan khawatir aku tidak akan bunuh diri ^^
Aku siap jadi pendengar dan penadah ember air mata hehehe ^.^/
BalasHapusKalo muntahannya gimana? hehehe
BalasHapusMakasih deh, nanti ya kapan-kapan tak banjirin abis El Nino selese^^