Sabtu, 01 Agustus 2009

Cicak di Dinding

"... Lelaki itu kemudian mulai melukis, sampai lewat tengah malam, hingga tertidur lelah di lantai studio. Namun ada kelegaan luar biasa yang takkan bisa dikatakannya, melampaui kemampuan rangkum nada atau kata, surat cinta, bahkan rencana sehidup semati. Dalam studio itu, akhirnya ia mengetahui apa yang ia inginkan. Bahagia dengan satu kejujuran. Kemudian berserah dalam ketakberdayaan. Ia bahkan tidur sambil tersenyum."


Nada dan puisi datang dan pergi menghampirimu

Tiada yang mampu merengkuh arti dan isi hati

Kadang benda mati yang memenangkan tempat disisimu

Atau hewan kecil yang luput dari pandanganmu


Kuberserah dalam ketakberdayaan

Berbahagia dengan satu impian

Dan satu kejujuranku kuingin jadi cicak didindingmu

Cicak di dindingmu

Hanya suara dan tatapku menemanimu


Dan kumenyadari… tanganku takkan mampu meraihmu

Walau cinta katanya takkan lelah memberi

Kulepas engkau ombak hatiku bercumbu abadi menyegarkanku

Namun biarlah kini ku ingin jadi cicak seperti cicak didindingmu

Melekat menemani membelai dinding jiwamu

...Cicak-cicak…



Dewi Lestari
Recto Verso

Tidak ada komentar:

Posting Komentar