Jumat, 04 Desember 2009

Life is Choice

Nada lembut mengalun disamping tidurnya yang lelap. Menghantarkan pikirannya ke alam mimpi dimana ia mampu berlari sejauh mungkin dari kenyataan. Sebuah isyarat tentang hidupnya yang melelahkan dibalik senyuman tegarnya. Setidaknya ada sebuah buku kecil yang selalu menemaninya, mendengarkan semua keluh kesahnya ketika ia menjadi serapuh buluh. Buku kecil inilah media dimana ia mampu membagi hidup dan segala kisah yang dirasakannya. Hanya buku kecil inilah yang menerimanya tanpa protes dan penolakkan. Sebuah note kecil berwarna merah dengan sticker kuning yang menempel dihalaman depan. Kini note itu sedang terlelap digenggamannya, tergeletak dengan lemahnya menanti untuk dibuka.



Aku lelah. Adakah yang mampu menyelamatkanku? Seseorang, itukah dirimu? Aku masih bermimpi dan tak terbangunkan, aku berharap kecil pada bintang jatuh seandainya saja ada seorang yang mampu menyelamatkanku dari kutukan ini aku akan mengikutinya kemana pun. Aku memang pengecut, aku tak ingin seperti ini terus tapi terlalu takut untuk melangkah. Siapa pun tolong lah selamatkan aku.



Ia menggumam di sela tidurnya yang lelap. Membawa ingatannya yang segar akan dunia nyata ke alam mimpi dimana ia mampu mengubahnya tanpa seorang pun tahu. Dirinya berteriak disaat yang bersamaan dengan mulutnya yang terkatup. Dirinya membawa melodi dan nada yang menyakitkan kemana pun dirinya pergi. Seolah berkata kepada semua orang bahwa dirinya telah dikutuk tanpa sebab yang logis. Tapi kini sesuatu telah berubah, dimana ia memiliki sebuah kekuatan untuk bergerak dan melangkah. Sebuah kekuatan untuk menatap lurus ke depan. Dan dengan lantangnya ia berkata,"Aku telah mampu menentukan jalanku sendiri, aku tak perlu orang lain untuk melakukannya. Dan kini aku tahu bahwa aku mampu!" Kini senyumannya telah berubah, tak ada lagi kepalsuan yang ada hanya tatapan bahagia dan keyakinan diri. Dirinya menyadari sesuatu yang telah dipertanyakannya sejak dulu, bahwa ia selalu memiliki pilihan.


Pilihanku adalah untuk menentukan langkahku sendiri.
Pilihanku adalah untuk menentukan siapa yang aku dengar.
Pilihanku adalah ketika aku tahu aku mampu.
Pilihanku adalah bergerak menuju matahari.
Pilihanku adalah untukku sendiri.
Pilihanku adalah realitas dari sejuta ilusi dimataku.
Pilihanku adalah sebuah jalan yang membuatku tiba disini.
Karena kini aku tahu, hidup adalah pilihan.
Pilihan yang bebas untuk hidup dan itulah kebebasan hidupku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar