Selasa, 31 Maret 2009

Empat


Empat hari setelah Moonless ditulis, ya empat hari setelah aku menuliskan Moonless. Empat malam tanpa bulan, telah aku amati empat  lelah aku mencari cahaya Bulan. Tetap saja empat hari dan Moonless. Dia bersembunyi dan terselip antara awan hujan malam hari, tak menampakkan diri di hari yang lain ¬¬ tak kudapati pantulannya saat malam. Malam menjadi ramai oleh raungan besi beroda empat yang berlari saling pacu di antara hutan beton dimana kegelapan merambat perlahan seiring gemertak roda gigi yang berputar. Hari ini, hari keempat terhitung setelah aku menuliskan Moonless, aku merasa terlalu lemah dan hina untuk bertemu dengan makhluk yang kami sebut sebagai manusia. Kalau bisa aku ingin membuat planetku sendiri dimana planet itu hanya berisi air, laut, daratan, pepohonan, matahari, bintang, bulan, dan segala jenis gas yang berbaur di udara tapi aku tahu itu mustahil. Aku tahu mimpi itu hanyalah keinginan yang tidak akan terjadi bahkan jika planet – planet berada pada posisi sejajar, karena aku tidak mampu membuat planet seperti itu dan sebuah kenyataan bahwa dunia yang sekarang aku tinggali penuh dengan makhluk yang kami sebut sebagai manusia. Wahai angin berbisiklah agar aku tahu pasti kemana aku harus melangkahkan kakiku ini. Hai Bulan muncullah! Aku terlalu takut berjalan saat malam tanpamu. Aku takut kehilangan arah kehilangan kendali atas anggota tubuhku lalu merusakkan segala benda atau makhluk yang ada disekitarku. Di sini aku bebas berteriak, tak ada yang sanggup membungkam suara yang aku tuangkan, tak ada yang bisa menghentikan nyanyian malamku, tak ada yang mampu menghentikan jeritanku dan goresan tulisanku. Kamu tahu kenapa? Karena dalam duniaku tidak ada makhluk bernama manusia karena setiap malam setiap hari tidak ada yang menggangguku. Empat musim berlalu dan tidak ada perubahan. 




Empat kata berlalu bagaikan musim dingin yang meleleh karena musim semi lalu memanas dan membeku. Namanya Yuki, salah seorang anggota dari kelompok bernama Empat. Dia adalah anggota yang paling tenang, selalu berpikir bahwa semua pasti ada alasannya selalu mengkritisi hal – hal yang menurutnya aneh dan tidak jelas namun dia tidak mampu menyampaikan apa yang dirasakan dan dipikirkannya melalui bahasa verbal yang biasa dipakai oleh manusia. Pengamat Bulan saat musim dingin, saat kesepian dia berlari mengejar Bulan mencoba meraihnya walaupun ia tahu itu semua tidak ada gunanya tapi bagi dia kesepian lebih menyakitkan daripada harapan yang kosong dan tak tersampaikan. Haru, seorang anggota dari kelompok bernama Empat, selalu tertawa di depan semua manusia seolah tidak terjadi apa – apa dan tidak akan terjadi apa pun. Tapi di satu sisi ketika ia selesai dengan tawanya, ia pergi ke tempatnya sendiri untuk menyendiri meratapi hal yang telah dilakukannya, menenangkan diri agar dia tidak perlu menangis saat meninggalkan atau ditinggalkan. Natsu adalah anggota Empat yang tertua, ia selalu mencoba menjadi yang terbaik, mencoba memahami seluruh anggota kelompok Empat. Selalu menyerukan kata – kata penyemangat, selalu tersenyum dan menenangkan anggota yang lainnya. Di saat malam datang, saat hari mulai meninggalkan tatapan dari padanya, ia mulai menyesali betapa dia tak mampu memimpin anggota Empat yang lainnya, merasa bahwa segala rencana yang ada seharusnya bisa berjalan lebih baik lagi. Aki, anggota tersantai yang ada dikelompok Empat, suka sekali berjalan – jalan walau pun tak tentu arah yang penting baginya adalah menikmati alam, ketika hujan, ketika panas, bahkan ketika malam hari. Baginya membaca adalah cara lain untuk menjelajahi seluruh muka Bumi yang mungkin tak mampu dijelajahi olehnya, menjelajahi otak – otak para ilmuwan dan dunia yang mereka ciptakan, menjelajahi hal – hal yang ada dalam pikiran manusia. Tapi dia terlalu takut menemui manusia secara langsung, terlalu takut jikalau dia akan melukai perasaan salah satu dari mereka, terlalu takut tersakiti dan itulah yang sering kali terjadi padanya. Dia takut mendapat penolakkan dari teman – temannya jadi dia lebih memilih untuk tetap bersama dengan kelompok Empat yang entah kapan akan berpisah. Cepat atau lambat.


Empat. Awalnya hanya empat lalu lima dan menjadi enam, setelah itu 1 + 2 + 1 + 1 (4) dan perlahan Empat terpisah terbelah hancur berkeping – keping. Dan salah satunya karena manusia yang kini dikenali sebagai Aku.

1 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus