Sabtu, 06 Juni 2009

Inilah Jawabanku

Sudah beberapa hari ini hatiku terasa kering. Tubuhku seolah tak bertulang. Lemas aku terduduk di pojok menikmati peluru yang bersarang dalam tubuhku, merasakan hangatnya darah yang melelh keluar bersama sisa hidupku. Semua kenangan manis menguap perlahan membekaskan mimpi sejuta rindu, aku tak ingin menerjang biarlah waktu ini kunikmati sendiri hingga tiba saatnya nanti tak ada lagi yang merayu.

Aku masih ingat rasanya berlari dengan peluru yang bersarang dalam tubuhku. Sakit. Tapi bagiku itu sebagai sebuah pertanda untuk mencabik. Aku butuh pelampiasan yang mendalam. Karena aku ini binatang jalang. Sebagai bukti aku hidup aku ingin menerjang sampai detik-detik terakhir dari hidupku. Aku belum mau mati, masih banyak hal di dunia ini yang belum kulihat. Dunia masih terlalu luas bagiku.

Tapi saat ini, aku ingin tetap duduk hingga banjir diriku dengan darah. Darah segar milikku. Tapi tenang saja, aku tidak akn berlama disini karena segera aku akan beranjak. Aku tak mau mati disini, aku hanya sedang menjalani sebuah proses. Aku sedang mencari jawaban atas pertanyaan yang kuajukan dan inilah satu-satunya cara untuk menemukan jawaban itu. Saat ini aku sedang terombang-ambing di tengah lautan lepas, mencari sebuah pulau. Setelah aku menemukannya nanti dan aku tak puas aku akan terbang dengan pesawat jet ke pulau seberang untuk menikmati tempat itu lagi. Biar aku mengerang antara Deru dan Debu.

Sebuah sore di dekat FEB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar