Senin, 01 Juni 2009

Perjalanan Seekor Burung

Seharusnya sayapku mampu menerbangkan aku tinggi hingga mencapai angkasa. Membelah langit merah yang seolah mengucapkan selamat tinggal pada siang hari tapi ternyata tidak bisa. Seharusnya ada bintang yang menunggu untuk kujemput di satu sisi di langit. Satu bintang besar yang didekatnya kehangatan terpancar dengan lembut dan dari cahayanyalah aku dituntun dalam kegelapan.

Seharusnya air mampu melepaskan segala dahaga dan hausku. Menyegarkan aku yang letih karena pencarian yang jauh dan menjemukkan. Kiranya air membasuh wajahku yang sendu dibawah teriknya matahari sehingga aku mampu menembus jarak yang lebih jauh.

Sebaiknya suara menuntun aku ke lembah yang sunyi agar aku dapat beristirahat dari sorotan bulan dan matahari. Biarlah aku tertidur walau hanya enam puluh menit lamanya agar aku kembali pada kesegaranku. Sebaiknya matikan saja semua lampu dan biarkan aku merebahkan diri dalam sesaknya malam.

Melodi akan rasa rindu dan bunyi yang menenangkan jiwa menghantarkanku ke arah kebenaran dan euforia yang berlebihan. Menyatukan aku dengan segala faktor kehidupan, menghangatkan sekitarku dan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Dalam dera hujan atau terik matahari aku terus melaju ke suatu tempat yang pastinya ada di ujung sana.

Nampaklah bagiku sebuah harapan diujung malam, melambaikan kata hai bersama dengan biru lalu terisyaratkan lewat kehangatan lingkaran besar yang merayap di sebelah timur. Aku harus kembali bergerak, meregangkan otot tubuhku hingga aku siap menantang dunia dengan kaki kecilku dan semangat akan hari baru. Aku percaya suatu hari nanti--mungkin di suatu tempat yang belum ku ketahui--akan ada yang membawakan aku sebuah bintang yang mampu menghangatkanku, melepaskan dahagaku, membuatku nyaman, dan menenangkan hatiku sehingga tak perlu lagi aku membelah langit mencuri pandangan setiap yang melihat ke arah lingkaran besar berwarna orange di sudut sore.


2 komentar:

  1. kenapa tidak kau sendiri yang berlari menuju bintangmu di masa depan, kenapa harus menunggu orang lain? kenapa tidak mencarinya?
    apakah setiap penantian selalu ada jawaban?

    BalasHapus
  2. wah, kan dah kutulis diatasnya:
    "Seharusnya ada bintang yang menunggu untuk kujemput di satu sisi di langit"

    ini cuma pengandaian kecil koq, tentang yang lelah mencari dan menjadi pusat perhatian terkadang perlu juga berlindung dibalik orang lain ^^

    BalasHapus