Sabtu, 16 Mei 2009

14 Mei 2009, jam 11 malam.

Aku ingin tertawa, karena hari ini aku begitu rapuh dan bodoh. Aku ingin menangis karena tak ada yang mampu kupercaya. HAHAHAHAHAHA Andai saja kau lihat wajahku saat itu, mungkin dengan tawa lepas kamu akan menatap wajah senduku. Aku tak ingat lagi memiliki orang yang mampu kuajak berbicara, yang muncul adalah bayangan tawa mereka. Sebut saja aku bodoh dan menyebalkan karena aku memang begitu. Itu adalah hal yang tidak bisa diubah iya kan?

Coba saja melangkah digelapnya malam kala itu, mungkin kamu akan menemukan wajahku yang lusuh. Aku tak tahu harus menghubungi siapa, dua orang yang kuhubungi tidak menyanggupi apa yang aku minta. Aku meminta orang luar dan dia menyanggupinya. Aku menghargainya tapi kemudian merasa tak enak dan menyatakan sebaiknya tak usah. Pukul 23.30 malam hari tanganku mengetik sebuah sms dan mengirimkannya ke satu-satunya nomor malam itu, sekitar empat pesan kukirim tanpa membuka balasan yang diberikan karena memang pada awalnya aku berharap dia sudah tidur dan tidak membaca tulisan itu.

Dan balasan yang kudapat adalah amarah, seperti yang sudah kuduga. Aku tahu akan dimarahi tapi aku tak tahu mengirimnya pada siapa. Aku mengirimkan padanya dengan harapan segera dihapusnya pesan tersebut dan tak perlulah diungkit lagi. Setiap kali tuts handphone kutekan, saat itu aku merasa perlahan salah satu bagian dariku akan hilang bersama dengan menetesnya embun dipipiku.

Sepertinya jiwaku sudah lelah, tapi karena hari yang baru ini aku akan bertahan setidaknya didepan.

Tidak ada komentar: