Sabtu, 04 April 2009

Pemilukan...

OK lagi -lagi plesetan dari kata - kata kali ini tentang Pemilu yang memilukan. AKu muak dengan berbagai Parpol yang ada. Jujur saja, pertama mereka minta dukungan dari kami tanpa memperkenalkan diri sebelumnya, itu sama saja seperti orang yang minta jadian padahal baru pertama kali ketemu terus berkoar - koar tentang betapa dia akan membuat kita bahagia dengan rayuan maut yang ditebarkan pada setiap calon mangsa yang ada. Rayuan itu terlalu bias untuk dibedakan dengan yang asli mungkin ini adalah efek dari plagiatisme yang telah merajai dan menjajah negeri Indonesia sejak SD dengan contekan tidak bermutu dari teman yang tidak bermutu pula. Yang lebih menyedihkan lagi si korban langung menelan umpan itu tanpa mencium, melihat, mencicipi, atau mengunyahnya lebih lanjut.

Dan Foila... lahirlah pemerintahan pelangi warnanya sih mejikuhibiniu (baca: merah jingga kuning hijau nila biru ungu) tapi warna pelangi ini nggak dibatasi sama batas yang jelas terus biasanya malah dilihat sama orang buta warna yang cuma bisa ngeliat warna Hitam dan Putih doang! Diperburuk dengan respon balik yang cantik dari para calon pemilih tentang servis -servis yang diberikan. Pathetic.

Coba lihat, sekarang yang namanya kampanye bikin macet dan makin "gila" ditambah dengan bumbu artis dangdut maupun artis terkenal lainnya yang besar kemungkinan uang tersebut bisa saja menghabiskan jutaan rupiah yang pastinya bisa dipergunakan lebih baik bukan? kalau menurutku pribadi lebih baik menarik perhatian dari masyarakat dengan taktik yang lebih normal dan rasional yaitu dengan menunjukkan apa yang dapat diberikan secara nyata bukan gembar - gembor 5 tahun sekali setelah itu mereka lenyap mungkin di balik Job Desk mereka.

Ok salah satu bentuk keidiotan dari kampanye adalah tidak memperhatikan keselamatan, yup ini dilihat dari suatu partai, sebut saja Bunga nama samaran, dengan sepeda motor dan berbonceng ria si penebeng dengan suka rela menginjakkan kakinya dipedal dan kaki yang lainnya di atas jok motor dengan menirukan gerakan ala goyang duyu yang membuatnya makin absurd jadi gini, ikutilah gerakan bodoh satu ini:

  • Angkat tangan kirimu ke atas dengan telapak terbuka layaknya Miss Universe yang lagi nyapa fans;
  • Angkat tangan kananmu ke atas dengan telapak terbuka layaknya Miss Universe yang lagi nyapa fans;
  • Kemudian tanpa sempat menaruh lengan anda di pundak rekan anda yang membawa motor tepukan kedua tangan anda;
  • Kebodohan dan kemacetan siap dihidangkan.
Hidangkan selagi masih pemilu dengan porsi sebanyak mungkin. Lucu ya?

KEbodohan lainnya adalah dana yang dipakai untuk memanggil artis sebelum pidato coba hitung berapa banyak parpol yang menggunakan artis dalam kampanyenya? Berapa uang yang mereka habiskan? Bukankah uang itu bisa digunakan untuk hal lainnya? Dan yang terjadi adalah ketika artisnya datang para penonton masuk dengan antusiasme tinggi dan jumlahnya luar biasa membludak entah mereka urbanisasi massal ke tempat itu atau mereka menggunakan Kage Bunshin No Jutsu (Shadow Clone Skill yang ada di anime N****O) yang pasti tempat itu jadi penuh terus waktunya sang pembicara muncul dan hasilnya adalah jumlah mereka berubah drastis menjadi sangat sedikit tidak jelas apa karena mereka mendadak pulang kampung karena ada hajatan atau Chakra untuk mempertahankan KAge Bunshin No Jutsu ini sudah habis tapi yang pasti mereka menjauhi panggung besar yang telah disediakan. Sakit hati? Pasti. Kapok? Tidak.

Aku nggak suka pemilu karena faktor diatas dan gebrakan tambahan dari musibah yang ada seperti ,"jika saya yang memerintah hal itu tidak akan terjadi bla bla bla...." Hebat! Pidato anda sangat menggugah hati para monyet dungu yang anda sogok dengan pisang sesisir! Pertanyaannya adalah kenapa dia tidak melakukan apa - apa demi musibah tersebut malah berpidato ria di depan makhluk hidup yang tidak merasakan hal tersebut? Pemilu menjadi ajang dusta massal dan pemenangnya adalah pembohong terlihai dan perayu tergombal. Kapan pemilu kita berubah? KApan manusia belajar bahwa do better than talk! Kapan mereka belajar bahwa mereka itu satu bangsa dan seharusnya mereka mencalonkan diri dengan satu tujuan memajukan bangsa, bukan menjatuhkan orang yang tidak sependapat! Pemilu memilukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar